Sang Pembelajar

Senantiasa berusaha belajar menjadi yang terbaik agar bisa berdaya guna bagi masyarakat sekitarnya

Kamis, 15 Desember 2011

CINTA II

CINTA itu bahasa HATI
CINTA itu bahasa RINDU
CINTA itu bahasa RASA
CINTA itu bahasa JIWA

Maka CINTA tidak membutuhkan kata - kata
Biarkah HATI yang bicara dengan bahasanya sendiri
Biarkan RINDU yang bicara dengan bahasanya sendiri
Biarkan RASA yang bicara dengan bahasanya sendiri
Biarkan JIWA yang bicara dengan bahasanya sendiri

Ketika semua telah berbicara, maka CINTA akan menggerakkan seluruh potensi yang ada pada diri
Biarkan semua mengalir hingga mencapai muaranya

Maka CINTA itu akan mencapai muaranya sesuai dengan apa yang dituju oleh Para Pemilik CINTA

CINTA

Jika dia sebuah CINTA,  dia tak akan menyiksa namun mengisi
Dia tak memaksa, namun mengerti
Dia tak datang dengan kata, namun menghampiri dengan HATI
Dia tak datang karena permintaan, namun hadir karen pengorbanan dan kesetiaan.

esa

Rabu, 14 Desember 2011

INSPIRASI

KAMI HIDUP, MENCINTAI, BELAJAR DAN MENINGGALKAN WARISAN

Kami Hidup sambil berupaya keras menjadi yang terbaik;

Kami mencintai sambil memedulikan orang lain;

Kami belajar sambil bekerja keras dan selalu melakukan yang terbaik;

Kami meninggalkan warisan dengan berbagi dengan orang lain dan berusaha membuat karya besar di dunia.

esa

Selasa, 22 November 2011

BELAJAR MEMBERI TANPA MENGHARAP

Kadang sebagai manusia, saya selalu memiliki harapan atas sebuah amal atau prestasi yang telah saya lakukan. Memang itu adalah hal yang wajar kalau menurut para pakar psikologi. Namun disisi lain, ketika saya tidak memperoleh apa yang saya harapkan, ada rasa kecewa yang muncul dalam diri ini, walaupun saya sadari itu adalah hal yang kurang baik dan bisa mempengaruhi kualitas kerja bahkan interaksi dengan rekan-rekan yang lain.

Memang belajar untuk memberi tanpa mengharap adalah salah satu proses pembelajaran yang luar biasa sulit dan bahkan terancam gagal. Mengapa demikian, karena saya berusaha untuk mengendalikan sisi-sisi kemanusiaan saya yang memang itu sangat wajar dirasakan oleh setiap manusia. Ibaratnya adalah saya butuh pengakuan atas hasil kerja-kerja yang telah saya lakukan.

Namun, setelah sekian lama bergulat dalam perang psikologis yang ada dalam jiwa ini, lambat laun saya mencoba untuk merunut kembali alur kehidupan yang telah saya alami sekian waktu. Dari sana saya bisa merasakan apa-apa yang pernah terjadi pada diri saya.

Bahwa memang saya sadari ketika saya memberi dengan mengharap sesuatu, entah pujian atau apresiasi dari rekan-rekan, Memang itu mempengaruhi semangat kerja saya. Yang jadi masalah adalah ketika saya tidak mendapat apapun dari apa yang saya kerjakan atau lakukan dari rekan-rekan yang selama ini menurut saya telah diberikan bantuan oleh saya. Ada kecewa, marah, mungkin bisa jadi ngambul dan ekspresi emosional lainnya. Yang itu membuat lelah jiwa dan fisik saya.

Setelah melalui kontemplasi dan dialog dalam diri sendiri yang intens saya lakukan, akhirnya saya menyadari kekeliruan bahkan rusaknya amal-amal yang selama ini telah saya lakukan. Ketika saya memberi dengan mengharap sesuatu dari manusia pada hakikatnya saya telah menghancurkan amal-amal yang telah saya lakukan. Bahkan telah merusak jiwa ini, dengan mengharap sesuatu yang fana bisa membuat jiwa ini cepat merasa lelah dan letih, yang pada akhirnya merasa besar sendiri padahal hakikatnya saya ini sangat kecil dibanding dengan yang lainnya. Suatu kondisi yang sangat berbahaya bagi kehidupan saya di masa yang akan datang.

Pada akhirnya saya menyadari kekeliruan yang terjadi selama ini pada diri saya. Saya harus berubah dan segera memperbaiki kondisi hati ini, agar tidak berlarut-larut dalam kehancuran yang bisa mengakibatkan kerugian yang besar pada diri saya di masa yang akan datang.

Saya berusaha dan terus berusaha untuk senantiasa belajar memberi yang terbaik tanpa mengharap sesuatu dari makhluk karena yang saya harapkan hanya keridhoan dari Yang Menciptakan mahkluk yaitu Allah Robbul Izzati..

Semoga saya termasuk golongan dari hamba-hambanya yang diridhoi dan dicintai oleh-NyA, karena berusaha untuk memberi yang terbaik untuk agama ini.

esa

Kamis, 22 September 2011

SERANGAN

Teringat kenangan beberapa tahun yang lalu, ketika Allah mengujiku dengan sesuatu yang belum pernah ku alami sebelumnya. Dan peristiwa ini sedikit banyak merubah jalan kehidupan ku sampai sekarang yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya.

Aku teringat kalau tidak salah di bulan Pebruari 2001 pasca kelahiran anakku yang kedua, kami sepakat untuk pindah dari tempat tinggal yang lama ke tempat yang lebih luas. Meningat aku sudah memiliki 2 orang anak dan 1 orang saudara yang ikut menumpang pada kami. Akhirnya kami sepakat untuk pindah ke sebuah rumah yang kebetulan terjangkau dengan kondisi keuangan kami.

Saat itu kami tidak memiliki pikiran apapun terkait dengan kondisi rumah tersebut. Bagi kami yang penting kami dapat tempat tinggal untuk kami sekeluarga. Dengan bantuan beberapa murid pengajianku, kami boyongan ke tempat tinggal yang baru. Saking bersemangatnya dalam pindahan tersebut, aku pun merubah setting rumah tersebut yang kebetulan sebelumnya tertutup rapat tidak ada cahaya, maka aku putuskan untuk memanfaatkan jendela yang ada dengan membuka seluruh tabir agar cahaya bisa masuk ke dalam rumah tersebut. Dan memang terasa lain ketika rumah cahaya tersebut masuk kedalam rumah tersebut.

Setelah selesai merapikan rumah, karena mungkin karena capek istriku minta izin untuk tidur terlebih dahulu sambil menemani putraku yang baru lahir. Aku pun melanjutkan urusan beres-beres rumah karena masih ada pekerjaan untuk merapikan buku-buku dalam lemari. Sedang asyiknya aku menata buku, tiba-tiba aku dikejutkan dengan teriakan istriku dalam kamar sambil terbangun dari tidurnya.Aku pun bersegera menuju kamar untuk memastikan apa yang terjadi pada istriku dan anakku di dalam. Aku melihat istriku masih sangat terkejut dan shock dengan apa yang dia alami. Saat itu aku pun duduk disampingya untuk menenangkan kondisi psikologisnya. Sambil aku dekap erat, ku tanyakan apa yang terjadi sambil aku memastikan apa tadi sudah baca doa apa belum. Istriku lalu menceritakan dengan runut bahwa sebenarnya dia belum tertidur pulas karena masih menyusui putraku, secara tiba-tiba ada bayangan hitam yang langsung memeluknya sehingga membuat terkejut dan tidak bisa bernafas, syukurnya saat itu istri langsung mengucapkan kalimat takbir sehingga terlepas dari bayangan itu. Aku sendiri cukup terkejut dengan kejadian itu. Memang aku pernah mendengar hal-hal seperti ini, akan tetapi aku belum pernah mengalaminya sehingga aku pun berprinsip bahwa 'mereka' tidak akan mengganggu selama kita tidak menganggu. Akan tetapi karena secara kebetulan ini terjadi pada istriku, secara langsung mengusik kehormatanku sebagai suaminya. Mungkin sebelumnya aku  mantan jagoan, jadi aku pun langsung menantang makhluk ini agar tidak menganggu istri dan anak-anakku. Kalau memang mau berkelahi ayo lawan aku, begitu ucapku kepada 'makhluk' itu. Mungkin inilah jadi salah satu pemicu karena kesombongan bercampur rasa tanggung jawab untuk melindungi keluargaku, aku pun merasakan untuk pertama kali seumur hidupku bertarung dengan makhluk ghoib itu. Tak dinyana mungkin ini sudah kehendak atau takdir dari Allah, setelah aku mengatakan demikian, aku pun merasakan sesuatu yang lain dalam diriku. Seperti ada sesuatu yang ingin masuk bahkan menyerang diriku. Bahkan yang di luar dugaan ku makhluk ini menyerang ketika diriku masih tersadar. Malam itu, akhirnya aku hanya bisa pasrah kepada Allah dengan memperbanyak tilawah. Anehnya ketika bertemu dengan ayat-ayat terkait dengan azab neraka, lidah ini terasa berat untuk mengucapkan. Akhirnya aku pun tetap memaksakan sehingga berulang-ulang kejadian ini. Keringat sebesar biji jagung pun mengucur deras dari keningku, aku pun tak kuasa untuk menahannya. Walau tubuh ini lelah, aku pun tidak istirahat dengan nyenyak karena makhluk itu akan menyerangku. Tak terasa pagi pun menjelang, maka meredalah serangan itu. Saat itu aku sangat lelah teramat sangat, akan tetapi karena harus bekerja, maka aku paksakan diri ini untuk tetap bekerja.

Di luar dugaan, istri dan anak-anakku bangun dengan segarnya, seolah-olah tidak merasakan apa yang terjadi malam itu dirumah. Aku bersyukur pada Allah karena Allah menjaga istri dan anak-anakku.
Saat itu aku berpikir positif  mungkin hanya malam ini saja makhluk ini mengganggu, besok malam sudah tidak lagi. Ternyata dugaanku keliru, malam berikutnya dia kembali menyerang dan terus menyerang. Aku pun tidak habis pikir mengapa ini terjadi. Aku sudah berupaya sekuat tenaga untuk melawan menggunakan ayat-ayat qur'an akan tetapi mengapa belum berakhir ujian ini. Sempat terbersit apa rumah ini yang bermasalah hingga aku sempat berpikir untuk pindah saja dari rumah ini. Alhamdulillah muncul keyakinan dan tekada yang kuat dari diriku, bahwa aku tidak boleh kalah. Sampai kapanpun aku akan lawan terus makhluk itu.

Seminggu berlalu, ternyata gangguan masih saja terjadi. 2 minggu berlalu, ternyata masih belum berakhir gangguan itu. Akhirnya aku pun meminta masukan kepada teman-teman terdekatku. Akhirnya mereka sepakat untuk membantuku. Mereka pun berjanji akan datang ke rumahku sambil menginap bersama pada esok malam. Esok malam sesuai dengan janji yang telah dibuat, akhirnya sahabat-sahabatku datang kerumah. Saat itu, aku dibacakan ayat-ayat qur'an secara bergiliran oleh sahabat-sahabatku. Aku pun merasa baik-baik saja ketika itu, hingga akhirnya ketika waktu tidur tiba. Aku pun memisahkan diri dari sahabatku karena tidak ingin mereka terganggu. Aku tidur diruang tengah, sedang sahabat-sahabatku di ruang tidur utama. Di luar dugaan, malam itu aku tidur dengan nyenyaknya sampai tiba-tiba aku dibangunkan oleh sababatku. Saat itu mungkin masih jam 3 pagi, masih lama dari waktu shubuh. Mereka berkata ayo kita sholat di masjid. Aku pun heran kok bisa sepagi ini, kenapa tidak dirumahku saja. Cuma mereka tampak tergegas dan dalam kondisi yang hening. Aku pun tidak berpikir yang macam-macam, langsung aja kami berangkat ke masjid yang dituju. Sepanjang perjalanan menuju masjid yang ada hanya keheningan sampai kami pun tiba di masjid untuk sholat malam, semua hening sampai adzan shubuh tiba. Aku pun heran, kok tidak seperti biasanya sahabat-sahabatku seperti ini. Aku ingin bertanya cuma waktu yang tidak memungkinkan. Akhirnya setelah shubuh aku pun pamit pulang.

3 minggu berlalu, gangguan ini pun belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Akhirnya dengan segala upaya yang ada, aku putuskan untuk memasrahkan semua ini kepada Allah, karena aku yakini ini terjadi atas kehendak Allah. Bisa jadi mungkin ini teguran dari Allah atas kesombonganku selama ini yang mungkin merasa jagoan sehingga datanglah ujian ini. Aku hanya bisa pasrah mohon ampun sekaligus intropeksi atas apa-apa yang selama ini aku lakukan.

Genap satu bulan lamanya aku mengalami peristiwa yang luar biasa dalam hidupku. Ditengah tawaran-tawaran dari pihak-pihak yang simpati untuk menolongku dari serangan makhluk itu, aku berusaha untuk menolak secara halus karena aku tidak ingin keadaan bertambah parah. Pernah suat malam, ketika aku akan beranjak tidur, ada yang mengetuk pintu rumahku. Aku pikir siapa tamu malam-malam begini. Setelah ku bukakan pintu, ternyata ada serombongan orang datang dengan diantar oleh seorang yang ku kenal untuk membantuku menangani serangan mahkluk itu. Aku pun mengucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuannya. Aku sampaikan kepada mereka bahwa biar ini kami nikmati aja. Tiba-tiba ada salah seorang dari mereka mengatakan itu disana makhluknya. Bahkan ada dari mereka yang juga ikut diserang balik oleh makhluk itu. Aku pun hanya bisa menarik nafas dalam, mereka pun mempersilakan aku untuk istirahat biar mereka yang menangani ini semua. Aku pun pamit mundur untuk tidur. Tiba-tiba ada teriakan salah seorang dari mereka. Aku pun bergegas keluar kembali, ternyata mereka izin pamit karena mereka bukan levelnya untuk mengalahkan makhluk itu. Biar mereka mencari bantuan dari gurunya. Aku pun langsung mengatakan sudah tidak perlu biar saya saja yang menangani ini. Setelah mereka pulang, aku pun kembali diserang lagi oleh makhluk itu. Aku hanya bisa mohon ampun kepada Allah atas ketidakberdayaanku.

Setelah 1 bulan berlalu dan aku bisa menolak bantuan dari orang-orang yang bersimpati kepadaku, berangsur-angsur gangguan itu mereda. Aku sangat bersyukur kepada Allah diberi kesabaran atas ujian ini walau aku menyadari bahwa gangguan ini belum 100% pulih. Akan tetapi itu sudah cukup memberi pelajaran dan pengalaman spiritual yang luar biasa bagi diriku dan keluarga. Bahwa setiap kita punya peluang diserang oleh makhluk ghoib. Akan tetapi semua kembali kepada kita jalan mana yang kita tempuh. Berawal dari kejadian ini aku mencoba kembali belajar lebih dalam tentang ilmu aqidah, dunia ghoib, dan yang tak kalah penting adalah ilmu kesucian jiwa, karena itu semua salah satu kunci dalam menghadapi serangan mahkluk ghoib.

Memang setiap peristiwa itu ada hikmahnya, berawal dari pengalaman itu aku belajar untuk mejadi seorang peruqyah hingga saat ini.

esa

Rabu, 21 September 2011

GURUKU SAHABATKU

Sudah beberapa waktu, istri dan sahabatku mengingatkanku akan kondisi seorang guruku sekaligus sahabatku. Saat itu aku hanya menjawab insya Allah segera setelah luang dari kesibukan yang ada. Secara kebetulan ada anggota jamaah pengajian yang berkunjung ke rumah dan bertemu dengan istri, dan secara tidak sengaja beliau menceritakan kondisi terakhir dari guruku tersebut yang saat ini sudah masuk rumah sakit kembali untuk menjalani operasi.

Beliau menceritakan dengan gamblang apa yang terjadi dengan kondisi kesehatan guruku tersebut. Bahkan beliau pun menyampaikan bahwa sudah sangat memprihatinkan, dengan tubuh yang terbalut tulang, dan cairan yang terus keluar dari lubang yang sengaja dibuat oleh tim dokter di sebelah kiri dadanya.
 Saat itu istri hanya mendengarkan dengan seksama penuturan dari jamaah pengajianku.

Ketika aku pulang ke rumah, istri pun menceritakan kembali apa yang dia dengarkan. Istri pun memohon dengan sangat agar aku meluangkan waktu untuk menjenguknya, mengingat kedekatan beliau kepada ku maupun kepada jamaah pengajianku sudah terjalin begitu lama. Boleh di bilang beliau pun punya andil terhadap jamaah pengajian yang aku kelola saat ini.

Akhirnya aku pun menyampaikan ke istriku, insya Allah segera berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk beliau. Malam itu pun kami bermusyawarah untuk mengatur ulang jadwalku khususnya, mengingat aku ada beberapa janji dengan beberapa orang. Setelah diatur dan dikomunikasikan dengan pihak lain, akhirnya aku putuskan untuk berkunjung pada hari ahad pagi walaupun hari itu ada acara lain yang aku harus hadiri dengan sangat terpaksa aku tidak ikut serta dan sebagai gantinya aku bagi tugas dengan istri.

Hari ahad, tanggal 18 September 2011 pukul 08.30 aku berangkat. Pertama kali aku antar istri dan anakku ke lokasi acara halal bi halal, setelah aku antarkan mereka dan bertemu dengan panitia sambil mengajukan permohonan maaf karena tidak bisa ikut acara ini karena ingin berkunjung ke guruku.

Aku pun berangkat kembali menuju RSAD Sudirman, Sesampainya di parkiran, aku segera meluncur ke ruang Anggrek kamar 11. Setelah menemukan kamarnya, sempat ragu sejenak apakah benar ini kamarnya. Akhirnya aku pun bertanya kepada petugas untuk memastikan. Alhamdulillah ternyata benar. Aku pun mengetuk pintu untuk minta izin masuk. Selang tak berapa lama kemudian pintu pun terbuka. Ternyata yang membuka pintu adalah istrinya dan mempersilakan aku masuk. Aku pun masuk sambil mengucapkan salam kepada beliau yang terbaring lemah di pembaringan.

Sungguh aku sangat terkejut dengan kondisi yang dialami beliau. Setelah menjabat tangannya dengan erat, sungguh tak di duga, beliau masih mengingatku dengan baik, padahal informasi yang aku terima sebelumnya, beliau mulai sedikit lupa karena sakit yang dideritanya.

Setelah melihat kondisi beliau, aku terdiam beberapa saat, aku berusaha sekuat tenaga agar air mata ini tidak jatuh berurai. Aku pun menata hati dan memulai dengan pembicaraan yang ringan.

Sungguh siapapun yang melihat kondisi beliau, pasti tidak akan menyangka. Ditengah kondisi sakit beliau yang berat, ketika beliau terbangun dari tertidur walau itu tidak lama, beliau selalu menanyakan apakah sudah masuk waktu sholat. Kami pun senantiasa mengingatkan belum, insya Allah nanti kalau sudah masuk waktu pasti akan diberitahu. Beliau juga bercerita kepadaku, betapa beliau merasa sangat sedih karena sudah sangat lama tidak sholat berjamaah di masjid dan mengikuti sholat jum'at mengingat kondisi beliau yang tidak memungkinkan untuk bisa pergi ke masjid. Beliau sangat takut kalau beliau tidak termasuk orang-orang yang menegakkan sholat. Aku hibur beliau bahwa Allah Maha Tahu dan ada rukhshoh terkait dengan kondisi yang beliau alami saat ini.

Tak terasa kami pun saling bercerita mengingat masa lalu. Mengingat waktu kita pergi ke puncak keramat di bedugul. Saat itu beliau sedikit tertawa mengenang peristiwa itu karena saat itu beliau sampai mencret karena begitu jauhnya jarak perjalanan. Tetapi beliau menyampaikan ketika sampai puncak hilang semua sakit dan beban yang ada, yang ada hanya rasa syukur yang teramat sangat karena masih bisa melihat keindahan alam ciptaan Allah.

Tak terasa 1 jam lebih kami saling bercengkerama sampai pada akhirnya aku pun izin pamit pulang karena harus menjemput istriku di tempat lain. Hanya seuntai senyum dan permohonan doa yang beliau sampaikan kepadaku agar Allah memberi yang terbaik untuknya. Aku pun mengangguk pelan sambil berusaha menahan air mata ini. Aku pun pamit pulang dan keluar dari ruangan beliau.

Akhirnya setelah keluar ruangan, aku tak mampu lagi menahan air mata ini. Aku hanya bisa memohon kepada Allah agar sakit beliau menjadikan beliau mejadi lebih baik, karena Allah lah Yang Maha Tahu dengan semua ini.

Mungkin bagi sebagian orang beliau bukan siapa-siapa, tapi bagiku beliau adalah guru kehidupan. Beliau memberikan contoh dedikasi yang luar biasa dalam mendidik anak-anak. Beliau lah yang mendidik anak-anak maupun orang tua dengan cinta dan kasih sayang. Beliau tidak pernah mengeluh. Beliau bahkan cenderung mengalah untuk kebaikan bersama. Betapa banyak orang-orang yang tersentuh hatinya dengan pendekatan yang beliau lakukan kepada masyarakat. Pribadi yang ramah dan murah senyum. Senantiasa berusaha melayani masyarakat tanpa pamrih. Beliau berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat walau beliau sendiri mungkin harus menderita.
Beliau memang benar-benar guru sejati. Aku pun mengaku bahwa aku banyak belajar kepadanya dalam hal pendekatan sosial kepada masyarakat di sekitar kita.
Semoga aku bisa mengambil pelajaran dari beliau.

Semoga Allah memberi yang terbaik untuk guruku, H. PURNOMO SIDIQ. Aku mencintainya karena Allah..Maafkan aku yang baru bisa hadir menemanimu walau hanya sesaat, semoga itu bisa memompa semangat agar kita bisa berkumpul dan berdiskusi kembali tentang banyak hal.

Doa kami untuk guruku...



esa

Kamis, 15 September 2011

MENGUKIR SEJARAH

Tadi malam sekitar jam 8 malam, para petinggi AD dan AL berkumpul untuk membicarakan target - target besar yang sudah dicanangkan 1 bulan yang lalu.
Suasana pertemuan yang hangat ditambah hidangan ayam betutu bu lina yang lumayan pedas, membuat suassan diskusi para petinggi tambah hangat.

Diawali dengan kronologis pertemuan yang kebetulan saya yang memandu pertemuan itu, saya bersyukur bahwa para jenderal sangat sigap menyambut rapat komando ini. Padahal pemberitahuan baru dilakukan pada pagi harinya. Apresiasi yang luar biasa bagi para jenderal yang memang benar-benar dalam kondisi yang siap siaga selalu.

Pertemuan diawali dengan menginventarisir kekuatan masing-masing batalyon yang ada. Ternyata dari hasil inventarisir tersebut ada perkembangan data yang luar biasa yang membuat kita optimis dalam mengejar target yang telah di canangkan bersama itu.

Ada beberapa titik tempur yang memungkinkan kita bisa melakukan operasi intelijen maupun operasi tempur untuk menaklukan beberapa wilayah yang memang itu merupakan lumbung kekuatan yang memang harus segera dilumpuhkan. Walaupun kita menyadari bahwa memang kekuatan pasukan saat ini memang tidak merata. Ada beberapa perwira tempur dari beberapa kesatuan yang lagi mengalami degradasi. Ini memang harus segera dilakukan upaya terapi yang tepat dan efektif sehingga semangat tempur pasukan tidak mengalami penurunan yang drastis.

Dari diskusi komando yang berlangsung hangat, akhirnya ada beberapa keputusan strategis yang dihasilkan, yaitu disepakati bahwa ada 3 titik wilayah tempur yang harus segera ditaklukan dalam waktu 4 bulan kedepan. Berikutnya disepakati untuk menyelesaikan kondisi degradasi yang dialami pasukan, akan diadakan LATGAB yang akan diselenggarakan 9 Oktober mendatang untuk mengkondisikan pasukan agar siap diterjunkan dalam 3 titik wilayah pertempuran. Selama masa menunggu, para jenderal diminta untuk mengkondisikan pasukan tempur yang berada diwilayah komandonya. Disisi lain operasi intelijen dilakukan untuk memantau titik - titik kelemahan di wilayah tempur agar memudahkan pasukan tempur dalam melakukan upaya penaklukkan. Dan disepakati bahwa pertemuan komando akan diadakan lagi dalam kurun waktu seminggu ke depan untuk mengevaluasi dan melaporkan kondisi terkini baik di titik -titik pertempuran maupun kondisi pasukan tempur.

Akhirnya pukul 22.35 wita, rapat komando berakhir, dengan diiringi salam komando, kami pun segera meninggalkan lokasi pertemuan secara satu per satu untuk menghindari intaian dari pihak intelijen lawan. Kebetulan saya yang paling terakhir pulang karena untuk memastikan seluruh dokumen aman.

Itulah catatan sejarah yang hendak kita coba ukir dalam memenangkan pertempuran yang memakan waktu lama. Memang dibutuhkan daya tahan yang tinggi karena memang kondisi medan tempur yang kebetulan yang dihadapi betul-betul rimba belantara. Dan tidak semua orang memiliki pengalaman tempur yang sama di medan ini. Maka dari itu senantiasa dibutuhkan konsolidasi dan sinergisitas dari masing-masing komandan tempur, agar tidak terjadi degradasi dalam tubuh pasukan.

Hari ini direncanakan, saya juga akan memimpin rapat komando di pasukan tempur yang ada dibawah saya. Ini juga tantangan bagi saya sebagai Panglima operasi bagaimana pasukan tempur saya pun bersiap diri menghadapi pertempuran yang sudah ada dihadapan mata ini.

Semoga apa yang sudah direncanakan dimudahkan dan diberi kekuatan oleh Allah, agar kami bisa memenangkan pertempuran ini. Kami berharap apa yang kami lakukan menjadi catatan sejarah yang kelak bisa menjadi jariyah bagi kami semua nanti.

Kepada para pasukan komando, selamat berjuang dalam mengukir sejarah. Mari kita buktikan bahwa kita memang pasukan yang terbaik.

Selamat Berjuang. Salam Komando...!!!
esa

TERPURUK

Siapapun kita pasti pernah terpuruk
Dimana kita merasakan betapa sempitnya dada ini
Ketika tidak ada tempat untuk sembunyi
ketika semua mata melihat kita dengan tatapan yang tajam

Siapapun kita pasti pernah terpuruk
Ada rasa takut yang luar biasa dibalik gagahnya fisik kita
Ada rasa hampa yang luar biasa menyerang jiwa
Ada lorong kosong yang panjang yang harus kita lalui
Ada rasa lelah yang teramat sangat ketika jalan tiada ujung

Siapapun kita pasti pernah terpuruk
Ketika kita harus menjalani itu semua seorang diri
Tak ada teman atau sahabat yang mendampingi
Semua serba sendiri, sunyi, dan sepi

Siapapun kita pasti pernah terpuruk
Ada yang meratapi keterpurukan itu
Ada yang menyesali keterpurukan itu
Ada yang bahagia dengan keterpurukan itu
Ada juga yang bangga dengan keterpurukan itu

Kawan, semua itu pasti pernah kita alami
Kita tidak pernah kapan kita akan terpuruk
Yang pasti memang dibutuhkan kekuatan mental yang luar biasa
Untuk segera bangkit dari keterpurukan itu
Karena itu semua terjadi karena kesalahan diri kita sendiri
Tidak sepantasnya kita menyalahkan siapapun
Atas keterpurukan diri kita ini

Saya pun pernah mengalami masa-masa suram itu
Masa dimana dunia yang luas ini terasa sempit
Sahabat yang banyak serasa meninggalkan semua
Masa yang harus saya lalui seorang diri
tanpa ada siapapun yang mendampingi
Ini semua adalah resiko yang harus saya jalani
karena ini terjadi karena kesalahan diri saya sendiri

Untuk itu yang harus saya lakukan adalah segera bangkit
Mencari sesuatu yang baru
Merenung sejenak
Mengintropeksi setiap langkah yang sudah dilakukan
Mendekat kembali kepada Sang Pencipta
Untuk memohon kekuatan agar bisa segera bangkit kembali dari keterpurukan ini
Dan ini adalah proses yang panjang yang harus saya jalani
Dan itu semua membuat diri saya jauh lebih kuat
Lebih tegar
Lebih matang
Lebih dewasa
dan tentunya berusaha untuk kembali menjadi lebih baik
dan lebih baik dan terus berusaha lebih baik lagi
dalam kehidupan yang akan datang
karena kita tidak pernah tahu akhir kehidupan kita masing-masing
Semoga ketika jiwa ini dipanggil menghadap kembali kepada-Nya
jiwa ini dalam kondisi yang terbaik...
Semoga...

esa

BELAJAR DARI YANG LAIN

Beberapa hari yang lalu, secara tak sengaja saya membaca sebuah blog yang dibuat oleh salah seorang atlet terkenal. Saya luar biasa terkejut ketika melihat dan membaca blog tersebut. Dibalik sikapnya yang cool, keras, ternyata beliau luar biasa cerdas dan bernas dalam menulis di blog tersebut. Dan tanpa saya sadari saya larut dalam membaca tulisan yang ada dalam blog tersebut.

Sungguh luar biasa...itulah kesan yang muncul dalam diri saya. Banyak hal yang saya dapatkan ketika membaca pengalaman maupun cerita yang ada dalam blog tersebut. Saya pun menyadari bahwa banyak yang bisa saya pelajari dari tulisan beliau.

Secara pribadi bagi saya, tulisan yang ada dalam blog tersebut sangat inspiratif, saya pun mengakui kalau saya pun belajar banyak dari pengalaman-pengalaman yang ditulis oleh beliau dalam blog tersebut. Saya akui bahwa mungkin ini sebuah blessing atau anugerah dari Allah kepada saya, ketika dalam posisi yang sedang letih dan penat, ada sesuatu yang menghentakkan jiwa ini untuk segera bangkit kembali. Menyadarkan diri ini bahwa perjalanan masih panjang, masih banyak impian dan harapan yang belum diraih. Masih banyak tugas dan amanah yang harus segera diselesaikan dan dituntaskan secara profesional.

Inilah mungkin yang disebut dengan hikmah, yaitu ketika saya mau belajar dari yang lain. Ketika saya  tidak menutup diri terhadap informasi maupun perkembangan yang ada disekitar. Dari tulisan beliau, banyak pelajaran yang bisa saya ambil maupun terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah kunci keberhasilan beliau dalam meraih mimpinya. Dan inilah mungkin kekurangan diri saya yang kurang sabar dan ingin cepat memtik hasil.

Sungguh beruntung saya, karena pada saat yang tepat, saya mendapatkan sesuatu hal baru yang membuat diri ini kembali bersemangat dalam menata hidup ini. Menata kembali mimpi-mimpi yang belum terwujud. Berusaha untuk senantiasa disiplin dalam meraih mimpi.

Dan ini semua ini saya peroleh ketika saya belajar dari yang lain. Belajar sesuatu yang baru, mencoba dari pengalaman orang yang telah lebih dulu berhasil. Orang yang memiliki karakter yang tidak jauh berbeda dengan saya sendiri. Inilah belajar yang sesungguhnya. Sungguh saya sangat beruntung.

esa..

Rabu, 24 Agustus 2011

KEHENINGAN

Dalam keheningan ku coba untuk menapaki diri
Merenungi kembali sisa-sisa waktu dalam perjalanan
Mencoba mengurai kembali lintasan memori yang pernah ada dan terjadi
Memahami setiap peristiwa sebagai bagian pelajaran kehidupan

Dalam keheningan ku coba untuk bicara pada diri
Tentang apa yang sudah ku perbuat untuk hidup ini
Tentang apa yang belum ku perbuat untuk hidup ini
Tentang segala keburukan yang pernah aku lakukan
Tentang diri ini sendiri

Dalam Keheningan ku coba menata hati
Yang selalu bertarung  dalam mengarungi hidup ini
Untuk melakukan sesuatu hal besar dalam kehidupan
Menata keikhlasan
Menata kejujuran
Menata keberanian
Menata rasa tanggung jawab diri ini
Semua terasa dan dirasakan dalam diri

Dalam keheningan ku mencoba untuk jujur pada diri ini
Untuk apa aku hidup
Untuk apa aku beramal
Untuk apa aku beribadah
Untuk apa aku ada
Semua mejadi satu pertanyaan besar yang menggelayuti alam pikiran ini

Dalam keheningan baru kurasakan betapa dekatnya Dia
Betapa aku sangat jauh meninggalkan-Nya
Betapa aku belum bisa merasakan kehadiran-Nya
Semua terasa tiada arti
Betapa kecilnya aku di hadapan-Nya

Dalam keheningan luruhlah seluruh kesombongan yang ada pada diri ini
Betapa tiada berdayanya aku tanpa bantuan-Nya
Semua ini ada dan terjadi karena kasih sayang-Nya kepadaku

Dalam keheningan hanya tetesan air mata yang menjawab itu semua
Betapa banyak kebaikan yang aku dapatkan
Betapa banyak nikmat yang aku peroleh
Tetapi belum bisa membuat diriku menjadi semakin lebih baik
Dan berbuat yang terbaik

Dalam Keheningan, aku hanya bisa diam termangu
Tak bisa mengucapkan sepatah kata pun
Betapa terkuncinya mulut ini
Betapa malunya diri ini untuk meminta kepada-Nya
Terlalu banyak hal yang belum bisa aku berikan untuk-Nya

Dalam keheningan hanya selaksa tekad yang menghunjam dalam diri
untuk berupaya menjadi hamba yang terbaik di mata-Nya
tanpa memperdulikan siapapun
karena aku ada karena Dia
karena aku tercipta karena ada misi yang harus aku tunaikan
Semua tersadarkan dalam lorong keheningan malam di penghujung romadhon

(Keheningan malam i'tikaf di penghujung romadhon)
esa

Selasa, 23 Agustus 2011

IKHLAS

Ikhlas sesuatu yang mudah diucapkan akan tetapi lumayan sulit untuk diterjemahkan dalam bentuk amal nyata.Ikhlas adalah kerja hati. Sedangkan hati merupakan kumpulan dari emosi yang terjadi pada sekiling kita. Belajar menjadi ikhlas adalah belajar untuk menata kumpulan emosi yang ada pada diri. Kadang kita bisa enjoy bisa jadi saat itu kumpulan emosi yang ada merupakan hal yang positif. Sebaliknya jika kita melakukan sesuatu dengan berat bisa jadi saat itu kumpulan emosi yang ada merupakan hal yang negatif. Bicara hati adalah bicara interaksi kita dengan sesama manusia. Hasil interaksi inilah yang melahirkan kumpulan emosi yang ada dalam hati ini. Sedang di sisi lain hati juga merupakan pangkalan dari segala amal yang ada yang merupakan buah dari pemahaman kita terhadap suatu hal yang mendorong seluruh potensi diri untuk bergerak atau melakukan sesuatu menurut akal pikiran kita. Untuk itu melatih dan mengasah kepekaan hati sangat berguna untuk menjaga keikhlasan dalam beramal.
Hari - hari ini adalah hari yang paling baik untuk menggunakan kesempatan bertafakkur untuk merenungi keikhlasan kita dalam mengarungi bahtera kehidupan kita selama ini. Untuk itu luangkan waktu sejenak untuk senantiasa melakukan kontemplasi diri khususnya di tengah keheningan malam dimana saat itu diri ini merasa kecil di hadapan-Nya. Bertanyalah pada diri sendiri tentang keikhlasan. Bertanyalah pada diri maka sebenarnya kita sedang berproses menuju keikhlasan yang hakiki.
esa

PENGHUJUNG ROMADHON

Tak terasa sudah mendekati hari-hari akhir bulan romadhon. Ternyata begitu cepat waktu berjalan sampai tak menyadari bahwa sudah mendekati akhir romadhon.
Ada kesedihan yang begitu mendalam ketika mengevaluasi hari-hari bersama romadhon. Belum begitu banyak waktu yang bisa di optimalkan untuk beramal kebaikan di bulan suci romadhon. Entah karena kesibukan atau karena kemalasan yang terjadi pada diri ini, ada penyesalan yang menghunjam di relung kalbu, ketika mencoba merenungi perjalanan romadhon di keheningan malam di hari - hari akhir romadhon.
Begitu banyak kesempatan yang Allah berikan akan tetapi apakah benar-benar telah di gunakan untuk Allah ataukah untuk kepentingan pribadi. Semua bawa bercampur menjadi satu. Apakah romadhon tahun ini bisa membawa kebaikan atau perubahan yang lebih baik pada diri ini ataukah sebaliknya.
Tak terasa sudah 28 tahun lebih melewati romadhon dengan segala pernak-perniknya, namun secara pribadi belum merasakan kepuasan batin yang bisa berdampak positif pada diri maupun kehidupan ini. Semua kembali kepada niat dan pemahaman diri ini terhadap makna romadhon. Memang ibadah kepada Allah itu, jika digali maknanya maka takkan pernah habis mutiara hikmah dari ibadah yang diperintahkan Allah kepada hamba-Nya. Tinggal kembali kepada diri ini apakah mau menggali atau hanya melihat di permukaan saja.
Aku hanya bisa berharap kepada Dzat Yang Maha Agung, Yang Menguasai seluruh alam raya agar seluruh amal yang ku lakukan diterima oleh-Nya walau aku merasa tak layak karena memang aku belum memberikan yang terbaik untuk-Nya.
Kadang diri ini malu untuk meminta kepada-Nya karena terlalu banyak dosa dan kemaksiatan yang diri ini lakukan selama ini.
Namun di penghujung romadhon ini tak terasa kesedihan terasa begitu menyesakkan dada yang mengakibatkan bulir-bulir air mata mengalir membasahi pipi. Ada ketakutan yang amat sangat dengan amal-amal yang diri ini lakukan apakah akan di terima oleh-Nya ataukan malah di campakkan ke wajah diri ini. Tak kuasa wajah dan tangan ini untuk meminta kepada-Nya karena diri ini sangat menyadari kekurangan dan kemaksiatan yang diri ini lakukan.
Di penghujung romadhon ini, hanya bisikan hati yang merintih pilu memohon kepada Dzat Yang Maha Agung agar Dia tidak melemparkan seluruh amalan kepada wajah diri ini.
Di penghujung romadhon ini, hanya pengharapan yang amat sangat kepada Dzat Yang Maha Agung, agar berkenan menerima seluruh amalan walau diri ini mengakui bahwa amalan ini belum sempurna.
Di penghujung romadhon ini, ku gantungkan seluruh pengharapan kepada Dzat Yang Maha Agung karena Dialah Yang Maha Tahu tentang apa yang terbaik untuk diri ini.
Di penghujung romadhon ini, diri ini memohon agar bisa menerima seluruh ketentuan dari Allah Robbul Izzati agar hati ini selalu lapang dan tidak ada kegundahan yang senantiasa melanda jiwa ini.
Akhirnya kupasrahkan seluruhnya kepada Allah karena Dialah Robb Semesta Alam yang mengatur hidup ini.

Kamis, 11 Agustus 2011

BELAJAR MEMAHAMI

Hari ini benar-benar entah mengapa tidak ada ide yang mengalir dari benak kepala ini. Entah mengapa begitu sulit untuk merangkai kata atau kalimat yang bisa dituangkan dalam sebuah tulisan. Aku mencoba merenungi mengapa ini terjadi pada saat ibadah shoum romadhon, dimana kondisi hati lagi dekat dengan Sang Pencipta. Kondisi dimana hati mengalami tingkat kepekaan yang tinggi. Entah mengapa selama 10 hari telah berlalu, aku begitu sulit untuk menulis.
Beberapa waktu yang lalu aku membaca tulisan Mas Andrea Hirata dalam sebuah kolom Romadhoan di sebuah harian, beliau mengatakan betapa dahsyatnya kekuatan romadhon yang membuat beliau begitu produktif dalam menulis bahkan ide - ide pun mengalir dengan derasnya. Tapi mengapa pada diriku semacam ada penghalang yang membuat aku untuk menulis sebuah tulisan.
Kadang dalam diri ini muncul rasa iri ketika melihat karya-karya orang lain dalam membuat tulisan-tulisan yang berkarya dan bermutu yang bisa merubah masyarakat. Bagaimana mereka begitu mudah dan produktif dalam berkarya. Bahkan mereka sangat luar biasa kreatif dalam membuat sebuah blog yang akhirnya menarik orang lain untuk melihat karya mereka. Apa memang ada yang salah pada diri ini sehingga ide-ide yang ada sulit untuk dituangkan dalam sebuah karya.
Sampai saat ini pun aku berusaha untuk belajar memahami mengapa aku menulis dan untuk apa aku menulis. Karya apa yang hendak aku buat. Aku berusaha memahami itu semua sebagaimana aku pun belajar memahami arti kehidupan ini.
Pada akhirnya aku pun memutuskan bahwa apa yang aku tulis adalah peristiwa-peristiwa yang aku alami sendiri, ibaratnya biar hati yang menulis sehingga dia akan mengalir apa adanya seperti aliran air yang terus bergerak mencari muaranya. Mungkin ini adalah proses pembelajaran buat aku. Menempa kepekaan hati, menempa rasa empati, mencurahkan apa yang dirasakan walau bisa jadi ini sangat subyektif karena memang ini semua dari pengalaman sendiri. Aku hanya berharap bahwa tulisan ini sebagai sarana kontemplasi diri agar diri ini semakin lebih baik dalam menghadapi kehidupan. Semoga apa yang aku buat bukan sebuah kemaksiatan yang berakibat pada kehinaan di hari akhir. Semoga tulisan-tulisan yang ada bisa membuat perubahan pada diri sendiri maupun pada orang lain.

Rabu, 03 Agustus 2011

SHOUM ROMADHON

Alhamdulillah tidak terasa sudah hari ketiga memasuki bulan suci romadhon tahun ini.
Subhanallahu, Allah masih memberi kesempatan untuk kembali mencoba belajar memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri ini melalui tarbiyah romadhon.
Mungkin sudah berapa kali kita menjalani ibadah shoum ini sejak kita kecil. Tentu banyak kenangan yang kita dapatkan, baik kenangan dalam suasana maupun kenangan spiritual yang kita peroleh selama ini.
Wallahu a'lam...saya tidak pernah tahu apakah romadhon-romadhon sebelum ini diterima oleh Allah..? Mengingat betapa banyak dosa dan kekhilafan yang pernah diperbuat. Tetapi Allah sungguh sangat sayang kepada para hamba-Nya. Dia tak bosan-bosannya memberi kesempatan untuk kembali hadirkan romadhon pada setiap hamba, yang terpenting apakah saya termasuk orang yang bisa mengoptimalkan romadhon ataukah sebaliknya, sekian romadhon telah berlalu akan tetapi kualitas diri kita tidak bertambah menjadi semakin lebih sholih maupun bertaqwa kepada-Nya.
Betapa banyak materi yang didapat, betapa banyak taujih yang didengar, betapa banyak tulisan yang dibaca, apakah itu semua bisa meningkatkan gairah kita untuk betul-betul mengoptimalkan hari-hari selama bulan romadhon.
Kadang muncul keraguan dalam diri ini, apakah saya termasuk golongan orang-orang yang bertaqwa..? Mengingat betapa banyak akhlak-akhlak yang menjadi parameter ketaqwaan belum terdapat pada diri ini. Terbersit kekhawatiran dalam diri apakah shoum romadhon yang diri ini jalani hanya sebagai sebuah tradisi ataukah karena panggilan keimanan..? Pertanyaan yang senantiasa menggelayuti pikiran sadarku. Ada sebersit ketakutan yang teramat sangat, jika shoum yang selama ini sudah dijalani ternyata tidak diterima oleh Allah azza wa jalla. Sungguh malu diri ini ketika menghadap kepada-Mu kelak. Diri ini menyangka telah berpuasa dengan kualitas yang terbaik, ternyata dimata-Mu hanya seperti buih dilautan yang tiada artinya. Mencoba dan terus mencoba belajar menikmati perintah - perintah Allah sebagai sebuah rasa kesyukuran karena telah menjadikan diri ini bagian dari golongan pengikut Muhammad Rasul junjungan. Sebuah proses yang teramat berat dan sulit. Akan tetapi ini semua harus dipaksa dan dihentakkan jiwa ini agar tidak terlena dengan kemalasan.
Memang benar ibadah shoum itu hanya untuk Allah, karena yang tahu hanya diri ini dan Sang Pencipta. Ini mengajarkan diri ini pada sebuah keyakinan apakah diri ini yakin dengan Sang Pencipta atau sebaliknya. Kalaupun yakin, sedalam apa keyakinan itu...Apakah benar-benar yakin sebagaimana Rasulullah dengan para sahabat yang agung, dalam suasana keterbatasan dalam menyebarkan islam, mereka sangat yakin bahwa Allah senantiasa menolong dan memberi ganjaran yang setimpal kepada para hamba-hamba-Nya. Yakin sebagaimana para sahabat, mereka berkorban apa saja untuk dakwah islam ini walau dari kacamata orang-orang kebanyakan itu hal sangat aneh tapi mereka melakukan itu semua karena keyakinan yang tinggi akan janji-janji Allah...
Sungguh diri ini belum ada apa-apanya dengan para pendahulu kami dalam berdakwah. Sungguh diri ini masih mengharapkan pamrih dalam berdakwah. Mengharapkan pujian, mengharapkan banyaknya pengikut, mengharapkan dunia yang ini semua tidak sebanding dengan syurga yang Engkau janjikan.
Ya Allah ampuni kesalahan hamba-Mu yang lemah ini...karena kebodohan diri ini, hamba masih mengharapkan hal lain selain keridhoan-Mu..
Ya Allah maafkan kesalahan hamba- Mu yang penuh dengan kekhilafan dan kealpaan sehingga mengakibatkan betapa banyak manusia yang belum tersentuh dengan dakwah islam ini..
Ya Allah berikan kepada kami kesabaran dan keistiqomahan dalam memegang panji dakwah ini..
jadikan kami golongan orang-orang yang menepati janji apa yang kami janjikan kepada-Mu..
Ya Allah jadikan shoum romadhon kami tahun ini lebih baik dan berkah buat dakwah kami dibanding tahun-tahun sebelumnya...
Ya Allah...sampaikan kami kepada penghujung romadhon...

(Awal romadhon 1432 H)

Kamis, 23 Juni 2011

MINTA MAAF

Saya Slamet Adi Priyatna dalam kesempatan ini dalam lubuk hati saya yang paling dalam meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara saya dalam kafilah ini yang merasa tidak nyaman dengan tulisan yang saya buat. Mohon dimaafkan segala sikap dan tindakan saya yang kurang bijak dan kurang sabar dalam mensikapi semua permasalahan yang ada. Semua ini terjadi semata-mata karena kebodohan dan ketidakmengertian saya. Untuk itu sekali lagi saya mohon maaf dan mohon di beri kesempatan untuk memperbaiki apa - apa yang telah saya buat. Dan dengan ini saya mencabut seluruh tulisan - tulisan yang telah membuat ketidaknyamanan dan miss interpretasi melebihi apa yang saya bayangkan.
Saya juga mengucapkan jazakallahu khoirul jaza kepada para pemimpin yang saya cintai, yang tak bosan - bosannya untuk senantiasa mengingatkan saya tentang 3 pilar. Sekali lagi saya mohon maaf karena telah bersikap yang kurang sabar terhadap permasalahan yang dihadapi. Semoga saudara - saudara saya dan para pemimpin senantiasa mau memaafkan saya dan mengingatkan dan membimbing agar saya bisa konsisten dan terus bersama dalam kafilah ini hingga kita bisa berkumpul di surga-Nya kelak.
Sekali lagi saya yang lemah dan bodoh ini mohon dibukakan pintu maaf atas segala kesalahan yang pernah saya buat.Semoga Allah mengampuni dan memaafkan kesalahan dan dosa-dosa saya kepada kafilah serta saudara-saudara dan para pemimpin saya. Sekali lagi saya mohon maaf setulus - tulusnya.

Rabu, 22 Juni 2011

MELAYANI

Hari minggu yang lalu tiba - tiba ada sms masuk ke HP dari seseorang menanyakan kabar dan sekaligus menanyakan apakah hari selasa bisa adakan bakti sosial. Saat itu aku pun langsung merespon dengan segera menjawab kepada beliau. Oh ya ibu ini adalah kenalanku yang pernah memberikan bantuan sosial kepada lembaga Muallaffoundation. Beliau mengenalku berdasarkan rekomendasi dari seorang guruku di Jakarta. Pada saat membalas sms saat itu aku tidak terlalu  berharap karena mengingat kesibukan beliau.
Ternyata hari senin siang beliau kembali sms dan menanyakan kembali tentang rencana beliau untuk bakti sosial di Bali. Aku pun menjawab sms beliau. Kami pun berulang kali berkomunikasi melalui sms terkait dengan rencana dan apa yang beliau inginkan. Pada saat itu aku pun berinisiatif apakah aku boleh menelpon beliau agar aku dapat lebih jelas menangkan keinginan beliau terkait dengan rencana bakti sosial ini. Akhirnya beliau sendiri yang menelpon, kami pun berdiskusi cukup lama. Akhirnya setelah melalui diskusi yang hangat akhirnya disepakati rencana bakti sosial yang ingin beliau adakan. Saat itu aku hanya menyampaikan bahwa aku hanya pelaksana dilapangan yang bertugas untuk menunaikan amanah yang beliau berikan kepadaku sekaligus juga melayani keinginan beliau tersebut. Alhamdulillah, Allah memberi kemudahan beliau pun segera mentransfer dana untuk bakti sosial yang direncanakan pada hari selasa malam. Aku pun segera bergerak cepat untuk mohon bantuan kepada beberapa orang untuk membantu kegiatan ini.Segera kami belanja kebutuhan sembako untuk bakti sosial tersebut dan merancang siapa saja yang berhak mendapatkan ini dan membuat kupon agar lebih memudahkan.
Alhamdulillah semua terasa dimudahkan. Akhirnya rencana bakti sosial itu bisa berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. Semua penerima bisa hadir dan datang, Ada keharuan yang menyeruak di relung kalbu ini ketika melihat senyum keceriaan dari mereka. Betapa bahwa yang sedikit ini bisa membuat mereka tersenyum dan berterima kasih padaku. Padahal aku hanya menjalankan amanah dan melayani saja. Tidak ada tendensi apapun dari aku. Aku merasa bahwa apa yang aku lakukan belum berarti banyak dari mereka. Namun dari mereka dan donatur ini aku bisa belajar bahwa ketika kita melayani siapapun tanpa pandang bulu dengan ketulusan, maka kita pun akan mendapatkan ketulusan dari orang -orang yang kita layani. Memang sering kali saat ini ketika zaman sudah berubah menjadi lebih materialis, betapa ketika bicara melayani maka ada harga yang harus dibayar. Kita bisa melihat di rumah sakit atau dimana pun. Ada istilah ada harga ada pelayanan. Maka kita pun ketika sudah membayar dengan harga yang inginkan kita pun bisa menuntut agar dilayani dengan profesional. Maka kalau sudah begitu bukan hati yang berbicara tapi nafsu dan pikiran. Bisa jadi kita jadi jarang dikenal orang dengan kebaikan karena bisa jadi kita jarang melayani mereka dengan kebaikan dan ketulusan yang kita miliki, sehingga keberadaan kita dilingkungan seolah antara ada maupun tiada.
Aku pun merasa malu pada diriku ini karena bisa jadi aku belum bisa melayani orang - orang di sekitarku dengan ketulusan sehingga mereka mudah melupakan. Ini menjadi pelajaran yang berharga untukku, bahwa aku harus mencoba untuk melayani siapapun yang membutuhkanku dengan semangat ketulusan dan ingin memberi yang terbaik untuk mereka agar hidup ini bisa lebih berarti dan penuh makna.
Semoga......

INSPIRASI

Setiap orang pasti memiliki inspirasi dalam kehidupannya. Inspirasi itulah yang membuat seseorang menjadi lebih hidup. Inspirasi juga membuat seseorang menemukan jati dirinya, bahkan membentuk dirinya. Dan itulah hebatnya inspirasi bisa merubah seseorang dari tiada menjadi ada.
Inspirasi itu bisa berupa apa saja. peristiwa, pengalaman bahkan benda atau mahkluk pun bisa menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja. Inspirasi bisa menjadi momentum seseorang untuk bisa menunjukkan siapa dirinya. Bahkan inspirasi bisa juga menjadi sumber kehidupan bagi orang tersebut. Namun yang paling penting adalah apakah yang kita lakukan berdasarkan inspirasi bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain. Disinilah titik permasalahn yang paling mendasar. Betapa banyak kita membaca atau melihat berbagai macam peristiwa yang ada disekeliling kita yang dilakukan oleh orang lain, kita mungkin hanya baru sebatas mengagumi atau mungkin memberi komentar baik positif ataupun negatif. Belum banyak dari kita bisa menjadikan itu semua sebagai salah satu sumber inspirasi bagi kita untuk melakukan sesuatu dalam kehidupan kita ini.
Sering kali aku bertanya pada diri ini apakah keberadaan aku bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain atau malah sebaliknya. Sebenarnya arti kita sebagai manusia akan jauh lebih berarti ketika kita bisa menjadi sumber inspirasi kehidupan bagi orang - orang yang berada disekitar kita. Ini menjadi tantangan sekaligus juga menjadi PR besar bagi siapapun ketika dia ingin menjadi manusia yang lebih berarti dalam hidup ini.
Sekarang itu semua kembali kepada diri kita masing - masing, karena semua itu ada resiko yang harus kita ambil sebagai sebuah harga yang akan ditebus karena kita telah memilih untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang.
Keberhasilan kita menjadi sumber inspirasi tergantung sejauh mana kita mau berbuat ketika tiada orang yang berbuat, karena menjadi sumber inspirasi itu akan membuat kita semakin lebih kaya daripada siapapun. Dan itu membuat hidup kita lebih bermakna dan mejadi penuh arti ketika kita telah berbuat sesuatu untuk hidup ini maupun untuk orang - orang yang ada disekitar kita.
Semua berpulang kepada kita sendiri. Akankah kita mencari sumber inspirasi atau menjadi sumber inspirasi..? Silakan kita memilih karena hidup ini adalah pilihan.

Rabu, 15 Juni 2011

PERLAWANAN

Perlawanan identik dengan ketidakpuasan, ketidakadilan, ketertindasan, ketimpangan atau sesuatu yang tidak sesuai dengan realitas dan aturan yang ada.
Namun jika bicara perlawanan, hampir semua orang sepakat dengan memandang hal itu sebagai suatu yang negatif. Siapapun orang yang pernah melakukan perlawanan, maka kecenderungannya orang tersebut akan dijauhi atau mungkin dikucilkan.
Setiap orang memiliki cara masing - masing dalam hal perlawanan. Ada yang melakukan perlawanan dengan diam karena mungkin dia tidak memiliki kekuatan atau keberanian atau bisa jadi dia menghindari keributan yang lebih luas.
Ada juga perlawanan dengan cara tulisan ketika ruang aspirasi dihambat maka dia akan menulis.
Ada juga perlawanan dengan menyuarakannya dengan berdialog atau mencari kebenaran dengan berkomunikasi dengan pihak - pihak terkait. Bahkan dalam tingkatan tertentu perlawanan juga dilakukan dengan cara fisik atau kekuatan yang ini merupakan salah satu jalan terakhir ketika tidak ada lagi cara untuk melawan.
Namun itu semua merupakan pilihan dari setiap orang untuk melakukan perlawanan terhadap sebuah kondisi yang tidak sesuai dengan realitas atau ketika ketidak adilan telah terjadi.
Secara jujur aku mengakui bahwa memang secara karakter dan watak yang aku miliki dan melalui proses pembentukan yang selama ini terjadi pada diriku, aku orang yang paling mudah melakukan perlawanan ketika ada sesuatu ketidak adilan terjadi.
Sering kali terjadi ketika aku melakukan perlawanan, aku tidak pandang bulu siapa yang ku hadapi. Bagiku yang penting adalah persoalan ini harus diselesaikan dan dituntaskan.
Aku teringat beberapa masa yang lalu ketika aku pernah berselisih pendapat dengan beberapa orang yang berbeda dan kebetulan pada saat itu aku melihat ada ketidak adilan dalam proses yang terjadi. Aku berusaha untuk mengingatkan bahkan keadaan ini terus berlarut-larut dan aku pun terus melakukan perlawanan terhadap masalah tersebut yang menurutku kurang tepat karena tidak sesuai dengan kondisi dan aturan yang ada. Pada kondisi tersebut berbagai upaya perlawanan telah aku lakukan terutama dengan cara yang bijak, namun demikian entah mengapa orang-orang ini begitu keras kepala dengan pendiriannya maka secara refleks aku mengatakan kalau memang tidak bisa diselesaikan secara baik-baik, mari kita selesaikan secara jantan satu lawan satu. Saat itu betapa terkejutnya mereka semua. Mereka tidak menyangka bahwa aku akan melakukan hal itu apalagi yang aku hadapi adalah senior dalam organisasi tersebut. Saat itu bagiku adalah masalah ini harus segera dituntaskan dengan cara apapun karena ini akan berdampak lebih jauh di masa yang akan datang.
Ternyata apa yang terjadi di luar dugaanku semua, mereka menghindari semua malah cenderung melebarkan masalah. Membuat isu atau rumor bahwa aku tidak puas sehingga aku melakukan perlawanan hingga menantang secara fisik.
Saat aku mendengar hal itu, betapa terkejutnya aku. Mengapa masalah ini jadi keluar dari konteks, Jadi cenderung menyudutkan ku karena sikap dan tindakanku. Padahal ada masalah besar yang menjadi inti masalah yang tidak tersentuh.
Namun aku tetap bergeming sedikitpun. Biarkan mereka menilai aku apa yang penting ketika aku melihat sesuatu yang berjalan tidak sesuai koridor dan ada ketidak adilan disana, maka otomatis naluri perlawananku pasti akan bangkit. Dan ini sudah sering terjadi berulang kali. Dan betapa banyak orang yang telah menjadi korban dari perlawanan yang aku lakukan. Kadang kita harus berani melakukan perlawanan secara terbuka walau kita tahu ini semua ada resiko yang harus diterima. Tapi ini memang harga yang harus dibayar. Secara prinsip bagiku aku tidak akan pernah merasa letih maupun takut ketika memang aku harus melakukan perlawanan apalagi jika ini sudah menyangkut rasa ketidak adilan maka siapapun pasti akan kuhadapi semua.
Dan memang ini adalah pilihan yang telah aku ambil. Bisa jadi aku dicap sebagai pemberontak karena senantiasa melawan namun aku tetap merasa merdeka dan nyaman karena aku telah menjadi diriku sendiri.
Memang tidak semua orang siap untuk melakukan perlawanan karena cap negatif yang ada didalamnya, namun tetap ada orang yang kritis untuk memberikan perlawanan ketika organisasi itu keluar dari kebijakan atau koridor yang ada yang cenderung mengakibatkan ketidak adilan menimpa organisasi itu terhadap anggotanya. Aku pasti menjadi salah satu orang yang ada disana untuk melakukan perlawanan itu.

KEBERANIAN

Berbicara keberanian dahulu waktu aku kecil anggapan yang ada saat itu adalah berani ketika berjalan sendiri ditengah kegelapan malam. Bahkan jika kita berani menantang orang lain untuk berkelahi satu lawan satu walau dengan orang yang lebih besar daripada aku.
Pemahaman ini terus berlangsung bahkan cenderung menjadi-jadi ketika aku memasuki sekolah baik SD, SMP, bahkan SMA. Seolah-olah saat itu tidak ada rasa takut sedikit pun. Jiwa ku yang saat itu cenderung ingin merdeka dan tidak ingin terikat terasa tersalurkan ketika aku bisa dan berani melawan kebijakan yang ada.
Tak terhitung sudah berapa orang yang sudah jadi korban bahkan nenekku sendiri orang yang sangat aku cintai dan hormati telah ikut juga menjadi korban karena keberanianku yang tidak pada tempatnya.
Saat itu aku merasakan betul bahkan cenderung menikmati kondisi tersebut. Bahkan pernah kejadian dengan seorang guru pun aku berani dan pernah membuat guruku kecewa dan saat itu tidak terbersit rasa bersalah sedikit pun pada diriku. Betul - betul aku rasakan aku menjadi orang yang berani bahkan cenderung menjadi liar tak terkendali.
Saat itu aku hanya ingin menjadi diriku dan orang tahu siapa aku. Dan itu berhasil. Namun disisi lain aku juga merasakan kesunyian dan kehampaan pada jiwa ini. Apakah aku akan selamanya menjadi seperti ini. Membuat orang-orang takut bahkan cenderung menghindar untuk bergaul dengan aku karena tidak ingin cari perkara dengan aku. Ada salah seorang sahabatku pernah mengingatkan aku, secara guyon dia pernah berbicara padaku untuk merubah sikap dan gayaku yang kalau orang tidak tahu aku seutuhnya cenderung akan berpikiran negatif tentang diriku. Lalu dengan santainya saat itu aku menjawab biarkan saja orang lain menilaiku seperti yang dia mau, sepanjang mereka tidak berani menyampaikan kepadaku, buat apa di pedulikan..Lalu sahabatku berkata bagaimana mereka mau sampaikan melihat kamu aja udah ngeri mereka. Saat itu aku hanya tertawa saja lalu aku bilang kepada sahabatku..mereka semua salah buktinya kamu aja berani untuk bicara kepadaku dan mengkritikku dan aku pun terima hal itu. Sahabatku pun kembali menasihati ku cobalah bersikap lebih santai dan jangan terlalu keras dalam bersikap ketika ada sesuatu yang kurang pas di hati. Aku pun akhirnya menerima saran sahabatku walau aku akui saat itu dialah orang yang pertama memberi masukan kepadaku. Aku hargai keberaniannya untuk menyampaikan hal itu. Secara pribadi pun aku salut dia begitu pandai mencari momen yang tepat untuk meyampaikan hal itu kepadaku.
Pada akhirnya aku menemukan hal lain terkait dengan keberanian yang mungkin selama ini aku pahami yaitu ketika aku mengalami masa-masa terberat dalam hidupku. Disaat semua orang menghindar bahkan cenderung menyalahkan atas tindakanku disisi lain meninggalkanku disaat aku mengalami masalah. Ternyata di luar dugaan dari sinilah titik balik aku merubah persepsiku tentang makna keberanian. Disaat itulah nenekku dengan tenang dan bijak mengatakan seorang laki - laki pemberani itu tidak boleh lari dari masalah. Dia harus berani menghadapi masalah itu dan bertanggung jawab terhadap masalah yang dihadapinya secara sendiri tanpa melibatkan siapapun. Seorang laki - laki pemberani itu harus mau mengakui kesalahan dirinya dan mau menanggung resiko yang memang harus dia pikul. Itulah yang disebut keberanian. Saat itu aku tersadarkan bahwa memang ada yang salah dalam diri ini. Aku merasakan ada kekuatan yang luar biasa yang mengalir dalam tubuhku. Ada semangat baru. Ada keberanian yang membucah di dada ini. Seolah-olah ada ketenangan yang luar biasa. Ada kemantapan dalam kekuatan tapak-tapak kaki ini untuk melangkah.
Maka aku pun segera bergegas untuk menyelesaikan seluruh masalah yang aku buat. Aku datangi satu persatu dan saat itu untuk pertama kalinya aku belajar untuk mengakui kesalahan diri tanpa ada tekanan dan mau bertanggung jawab atas segala perbuatan yang pernah aku lakukan. Saat itu aku merasakan ketenangan bathin serta kebahagiaan yang luar biasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku merasakan kemenangan yang berhasil aku lakukan untuk menaklukan kesombongan yang ada dalam diri ini.
Aku pun teringat dengan sahabatku juga yang ternyata disaat orang-orang menjauhiku, dialah yang mendampingiku disaat aku terjatuh bahkan dialah yang memotivasiku untuk memiliki keberanian untuk bangkit lagi dari keterpurukan ini. Dialah yang mengajarkan sisi keberanian yang lain yaitu keberanian untuk bangkit dan melangkah kembali. Sesuatu hal baru dan terasa begitu damai ketika mencoba menerapkan apa yang dia sampaikan. Dia mengatakan bahwa setiap orang pasti pernah jatuh tapi tidak semua orang yang memiliki keberanian untuk bangkit dan melangkah kembali. Sering kali yang terjadi adalah ketika terjatuh yang ada hanya merutuk dan menyesali padahal itu semua tidak menyelesaikan masalah bahkan cenderung itu malah membuat beban semakin berat untuk dipikul.
Inilah pelajaran tentang makna keberanian yang aku dapatkan. Ternyata ada sisi lain tentang makna keberanian yang memang belum aku pahami bahkan aku cenderung salah dalam menempatkan makna keberanian itu.Ternyata masih ada hal lain tentang makna itu. Aku sangat bersyukur bahwa aku memiliki seorang nenek dan sahabat yang mau mengajarkan tentang makna keberanian yang lain yang memang aku belu memilikinya. Dan aku merasakan bahwa masih banyak makna keberanian yang lain yang aku belum mempelajari dan menerapkannya. Waktu dan kehidupan serta orang-orang yang tulus yang senantiasa mengajarkan padaku tentang pelajaran itu dimasa yang akan datang. Semoga aku bisa memaknai hakikat keberanian yang benar dan seutuhnya.

Selasa, 14 Juni 2011

MENERIMA

Kadang dalam hidup ini tidak semua bisa berjalan sesuai rencana atau harapan. Ini bisa dalam keluarga, karier, organisasi atau dalam seluruh aspek kehidupan.
Sering kali terjadi dalam diri kita sebuah ambisi atau keinginan yang kuat untuk menjadi sesuatu atau meraih sesuatu.
Dalam banyak pelatihan atau seminar - seminar, banyak trainer atau motivator yang menyampaikan secara penuh berapi -api, bahwa setiap orang mampu dan bisa untuk meraih mimpinya. Apakah itu salah..? Tentu saja tidak, akan tetapi sering kali ketika kita terperangkap dalam mimpi - mimpi yang sedang kita bangun, kita lupa bahwa ada sisi lain yang harus kita siapkan agar diri kita bisa kembali bangkit ketika jatuh atau gagal dalam kehidupan.
Sering terjadi manusia itu mudah stress bahkan cenderung jadi tidak peduli dengan sesama karena mereka disibukkan dengan mimpi - mimpi yang sedang dibangun.
Aku sendiri secara pribadi mengakui bahwa ketika kita sedang membangun mimpi kita harus juga membangun ruang di hati kita untuk menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang kita alami.
Ada pengalaman menarik yang aku rasakan ketika aku menerima sesuatu yang diluar dugaan. Yaitu peristiwa pencopotan aku beserta tim dalam suatu organisasi.
Aku akui saat mendengarnya terasa sangat shock,kaget bahkan juga heran. Apa yang terjadi dan mengapa terjadi sesuatu yang diluar dugaanku sama sekali. Aku mencoba menerima kenyataan akan tetapi ternyata itu juga sulit. Aku akui itu terbawa ke dalam relung hati dan pikiran. Aku terus bertanya mengapa ini terjadi..Aku tidak puas dengan penjelasan bahkan secara pribadi aku kecewa dengan keputusan itu. Akan tetapi aku terus mencoba untuk mencari tahu dan berbagi dengan orang yang aku anggap mengerti tentang aku. Dan ternyata memang kadang keputusan yang diambil memang keputusan yang aku anggap tidak adil akan tetapi saat itu aku memutuskan untuk menerima keputusan itu walau itu terasa menyakitkan.
Memang menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan jiwa itu merupakan salah satu fase belajar yang paling sulit aku lakukan. Akan tetapi aku mencoba belajar menerima dengan langsung bertanya dengan para pelaku pengambil keputusan walau pun aku sadari itu tidak merubah keadaan. Inilah salah satu fase yang aku rasakan lumayan sulit untuk menerimanya karena keputusan itu diambil secara sepihak tanpa melibatkan tim yang ada.
Namun demikian apapun yang terjadi itu semua sudah tertulis dalam takdir manusia maka menerima itu semua salah satu seni untuk segera bangkit dari kenyataan yang kadang tidak sesuai dengan harapan.
Disinilah aku merasakan bahwa ketika kita bekerja, apa yang kita lakukan belum tentu sesuai dengan harapan dan keinginan orang lain untuk itu aku harus senantiasa menyiapkan diri ini untuk senantiasa menerima kenyataan yang kadang terlalu pahit untuk dirasakan. Namun dengan peristiwa yang terjadi aku bisa mengerti bahwa tidak semua orang bisa menerima. Aku pun termasuk orang - orang yang mungkin masih harus senantiasa untuk bisa menerima. Aku pun saat ini sedang berusaha untuk menerima...

Senin, 13 Juni 2011

JABATAN

Jabatan itu adalah amanah. Jabatan bisa juga merupakan suatu prestise atau mungkin kehormatan. Atau mungkin jabatan itu merupakan sebuah kebanggaan sehingga ketika seseorang memiliki sebuah jabatan seolah-olah dia memiliki otoritas yang luar biasa besar.
Hal tersebut diatas bisa menimpa siapa saja, kembali kepada setiap orang masing-masing.
Berbicara jabatan, aku memiliki berbagai macam pengalaman terkait dengan namanya jabatan, dan dalam hal ini hampir semua memiliki kesamaan dalam endingnya.
Tidak terasa aku telah bersama dengan sebuah lembaga dakwah kurang lebih 13 tahun lamanya. Semenjak dari awal berdirinya hingga saat ini.
Ada pelajaran dan pengalaman menarik selama aku mengikuti lembaga ini terutama dalam hal jabatan. Aku bersyukur sebelum aku mengikuti lembaga ini,aku telah banyak mengikuti berbagai macam organisasi dengan berbagai jabatan yang pernah aku sandang.
Hal menarik ketika aku mengikuti lembaga ini adalah belum ada budaya diskusi or kritik yang sehat. Selama ini yang ada lebih cenderung budaya semi militeristik dalam hal pengambilan kebijakan walaupun tidak merata disemua lini. Akan tetapi budaya ini terasa sangat dominan.
Aku secara pribadi sering mengalami hal-hal seperti ini. Kebetulan aku memiliki sikap yang kritis terhadap sebuah kebijakan atau keputusan yang mungkin menurut pendapatku itu tidak melalui sebuah proses yang alami atau sesuai dengan aturan yang ada di lembaga tersebut. Mungkin sikap kritis yang ku miliki menjadi suatu yang dianggap aneh dan diluar kebiasaan yang berlaku dilembaga tersebut. Hal itu berdampak dengan seringnya aku tidak dilibatkan dalam struktur lembaga tersebut.
Sejak aku bersama lembaga tersebut, aku sering mengalami pencopotan jabatan sebelum berakhir sebuah periodesasi kepengurusan. Sering kali ini terjadi tanpa didasarkan dengan alasan yang jelas, bahkan cenderung lebih kepada subyektifitas pimpinan lembaga. Secara pribadi aku tidak mempermasalahkan hal itu cuma aku hanya bisa tertawa saja mengingat bahwa ternyata antara teori dan kenyataan sangat bertolak belakang.
Yang terakhir aku mengalami sebuah peristiwa yang mengagetkan yaitu ada keputusan dari lembaga tertinggi bahwa bidang yang aku terlibat didalamnya dibekukan semuanya kecuali ketuanya saja tanpa alasan yang bisa dimengerti. Ketika aku confirmasikan hal ini kepada ketua bidang ku dia hanya menjawab nanti saja dijelaskan  akan tetapi jika aku penasaran silakan aku bertanya langsung dengan ketua umum. Secara pribadi aku sangat galau dan kecewa melihat kenyataan ini. Bukan berarti aku menginginkan jabatan itu lebih karena proses pembekuan sebuah bidang hanya diputuskan oleh segelintir orang tanpa mencoba melihat dari semua pihak yang terlibat. Aku mencoba untuk menanyakan hal tersebut kepada ketua umum dan ternyata beliau membenarkan keputusan hal itu dan alasan pembekuannya karena aspek moralitas yang menimpa pengurus di bidang itu berdasarkan masukan atau informasi dari pihak luar. Dan untuk menyelamatkan citra lembaga maka keputusan itu diambil. Aku hanya terdiam saja ketika mendengarkan hal itu. Disisi lain aku pribadi prihatin dengan kondisi ini terutama dalam kaitan kerja organisasi. Ketika sebuah bidang dibekukan kecuali hanya ketuanya saja bukankah berarti seluruh personil di bidang tersebut bermasalah. Saat itu aku mencoba menata hati melihat kenyataan dalam proses pengambilan keputusan yang cenderung tidak fair. Akan tetapi aku hanya bisa mencoba mengevaluasi kejadian ini sebagai pengalaman yang berharga buat aku ke depannya terutama jika aku menjadi pemimpin aku tetap berupaya adil dan obyektif kepada seluruh jajaran yang ada dibawahku. Dari sini aku sedikit menyimpulkan bahwa memang subyektifitas itu memang ada. Like dan dislike itu memang riil terjadi bahkan dalam sebuah lembaga yang memperjuangkan nilai - nilai Islam. Bahwa memang kita ini manusia bukan malaikat jadi wajar terjadi hal-hal demikian.
Dari peristiwa demi peristiwa yang pernah aku alami dalam hal jabatan, baru kali ini aku mengalami sesuatu ketidak adilan dalam prosesnya. Tanpa ada kabar sekalipun tiba-tiba datang keputusan pembekuan. Benar-benar luar biasa. Saat ini aku sedang merenungi apakah aku akan selalu bersama lembaga itu ataukah aku tetap bersamanya..Saat ini aku lebih bersikap pasif dan tidak lagi ada keinginan untuk berkarya lebih banyak bersama lembaga itu. Aku hanya ingin berkarya untuk ummat dimana pun dan dengan cara yang fair dan obyektif bersama orang-orang yang bersedia bekerja bersama dalam satu tujuan tanpa memandang status maupun kedudukan. Sekarang aku hanya ingin menjadi orang yang lebih merdeka. Menjadi diri sendiri seutuhnya dan senantiasa bekerja dan berkarya tanpa harus direcoki dengan jabatan atau kedudukan dalam sebuah organisasi. Dan memang ketika kita terlibat dalam sebuah organisasi, keikhlasan adalah kunci dalam sebuah proses pembelajaran. Dan saat ini aku sedang belajar keikhlasan dalam niat dan perbuatan. Belajar dari sebuah teori menjadi sebuah aplikasi. Semoga aku bisa......

Jumat, 10 Juni 2011

PEMBENTUKAN

Seseorang itu dibentuk oleh lingkungannya. Lingkungan pertama yang memberi warna adalah keluarga, setelah itu baru diluar. Masa - masa kritis pembentukan seseorang sebenarnya ketika dia beranjak dewasa. Manakala dia mulai menemukan sesuatu yang baru selain lingkungan keluarganya.
Adakalanya seseorang tidak berani keluar dari lingkungan darimana dia berasal, dia merasa nyaman dan aman dalam bentukan keluarganya. Ada juga yang berani mencoba-coba sesuatu yang baru di luar lingkungan keluarga. Bahkan ada juga yang benar-benar keluar dari lingkungan keluarga untuk bersama lingkungan yang baru.
Diakui bahkan dirasakan pembentukan yang terjadi pada masa-masa kecil hingga berlanjut dewasa itu sangat mempengaruhi karakter seseorang pada kehidupannya di masa yang akan datang. Apakah dia menjadi orang yang biasa-biasa saja atau malah sebaliknya dia malah menjadi pribadi yang unik dan luar biasa.
Dan setiap kita pasti memiliki pengalaman dalam proses pembentukan jati diri dan karakter kita sesungguhnya.
Aku teringat dengan kenangan lama ketika aku memasuki masa SMA, saat itu setelah mengikuti penataran dan sosialisasi Ekskul, aku direkrut untuk mengikuti sebuah ekskul yang unik dan khas. Aku sangat kaget dan terkesan, biasanya ekskul itu mencoba menarik minat para siswa baru untuk bisa mengikuti ekskul mereka, nah yang ini diluar kebiasaan. Kakak kelas 3 lah yang melakukan perekrutan terhadap calon anggota mereka. Maka memang keanggotaannya sangat eksklusif dan terbatas karena memang mereka melakukan rekruitmen yang selektif dan ketat.
Banyak hal yang aku dapatkan dari organisasi ini. Aku akui bahwa karakter yang ada saat ini memang terasa betul pembentukan ketika aku mengikuti organisasi ini.
Selama 1 tahun para calon anggota ditempa fisik dan mentalnya dengan cara yang khas saat itu. Pertama kali aku mengikuti masa orientasi, aku mengalami keterkejutan sesaat ini. Akan tetapi aku mencoba untuk belajar mengikuti semua proses yang ada. Setiap pekan kami digojlok fisik dan mental kami, mungkin sudah tak terhitung berapa kali kami harus push up, sit up, jalan jongkok, dipukul, ditampar dan sebagainya, itu sudah merupakan menu rutin yang harus kami terima dan nikmati bersama anggota yang lainnya. Sesuatu yang awalnya sakit dan menyakitkan akan tetapi membuat aku saat itu berprinsip kalau kita mau kuat ya sudah ikuti aja sekalian jangan setengah-setengah. Bahkan aku terkesan dengan salah satu ucapan dari senior bahwa sebenarnya hal yang kita rasakan belum seberapa dibanding kerasnya kehidupan yang akan datang. Kita ditempa agar kuat, survive dan bisa menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Doktrin yang luar biasa aku terima dari para senior. Selama 1 tahun lebih kami menerima tempaan dan gemblengan yang luar biasa dari para senior kami dari berbagai angkatan. Sesuatu yang membuatku semakin menjadi lebih kuat dan memiliki daya tahan yang luar biasa untuk menghadapi kehidupan. Sesuatu yang mungkin bagi sebagian orang hal itu menakutkan dan bisa menimbulkan trauma yang teramat sangat. Tapi disisi lain aku sangat menikmati proses yang aku jalani dan tradisi yang berlangsung di organisasi tersebut. Sejujurnya aku mengakui organisasi itulah yang paling besar memberikan pengaruh dalam hidupku ini sampai dengan saat ini. Tanpa tempaaan dan gemblengan dari para senior, aku tak kan mungkin bisa menjadi seperti ini. Berlepas ada sisi negatif dari organisasi itu, aku tetap bangga dan terhormat telah terpilih dan menjadi bagian dari organisasi itu. Walau aku akui aku belum banyak memberikan yang terbaik untuk organisasi itu tetapi aku bertekad untuk mengharumkan namanya dimanapun aku berada karena dia aku ada dan bisa.
SALUTE FOR MY AMOEKTI 28...

Kamis, 09 Juni 2011

EMOSI

Emosi merupakan kumpulan energi yang keluar dari sebuah proses yang luar biasa dahsyat dari alam pikiran dan hti seseorang. Kadang seseorang bisa melakukan kontrol emosinya, kadangkala dia meledak bagai gunung berapi yang memuntahkan magmanya.
Banyak hal atau banyak peristiwa yang bisa membuat emosi seseorang tereksploitasi dengan maksimal.
Banyak orang mengatakan bahwa emosi itu tidak baik karena cenderung berakibat yang tidak baik dan berpotensi negatif.
Ada berbagai macam tipe emosi yang dilakukan oleh seseorang.
Ada tipe diam ketika dia sedang mengalami gejolak emosi. Ini terjadi bisa banyak sebab. Bisa karena dia berusaha mengontrol kendali hatinya. Atau bisa jadi dia diam karena dia menghadapi orang yang lebih tinggi kedudukan maupun status sosialnya. Jadi dia cenderung diam ketika sedang mengalami gejolak emosi.
Ada tipe meledak, yaitu dia sangat reaktif dan cenderung langsung menampakkan perubahan pada dirinya. Biasanya ini terjadi karena penumpukan masalah yang ada dan cenderung merugikan dirinya.
Ada tipe cooling, yaitu seseorang yang mampu mengendalikan tingkat emosinya walau dalam keadaan yang memungkinkan dia untuk meledak akan tetapi dia bisa mengendalikannya.
Setiap orang pasti pernah mengalami tipe -tipe emosi tersebut diatas.
Bicara emosi, sejujurnya aku adalah orang yang paling mudah meledak bahkan cenderung melawan.
Entah kenapa aku jadi terkenal orang yang menakutkan bagi sebagian orang-orang mungkin mereka sudah mengetahui bagaimana kondisiku ketika aku sedang dalam puncak emosi.
Yang pasti, kita harus punya alasan ketika kita menumpahkan emosi yang ada.
Sepanjang hidupku, ada beberapa peristiwa yang membuat aku jadi terkenal emosional dan cenderung maju untuk melawan. Biasanya aku mudah terpancing emosiku ketika aku melihat ketidak adilan yang ada dihadapanku khususnya yang menimpa diriku atau menimpa orang-orang terdekatku. Sebenarnya aku tidak ingin begitu, akan tetapi ketika ada sesuatu yang kurang pas menurutku aku bisa aja langsung meledak tanpa mengenal situasi, waktu dan tempat. Itulah aku, apa adanya. Bagiku aku hanya ingin menyampaikan pesan kepada siapapun mari sama - sam kita menjaga agar tidak ada pihak yang bisa meledakkan emosinya satu dengan yang lain.

Rabu, 08 Juni 2011

IDEALISME

Idealisme adalah kumpulan dari nilai - nilai yang terinternalisasi dalam jiwa seseorang. Idealisme itu mengalir keseluruh tubuh. Dia lahir melalui proses pencarian yang panjang. Proses pemikiran dan perenungan terhadap nilai - nilai yang ada disekeliling kita.
Bicara idealisme saat ini adalah suatu yang langka, bahkan sering kita jumpai berapa banyak orang yang berguguran idealismenya ketika berbenturan dengan kondisi kehidupan yang dihadapinya.
Idealisme itu harus selalu dipertajam dengan sering melakukan dialog dalam diri. Berbicara kepada diri sendiri itu merupakan sarana yang sudah ditinggalkan. Kehidupan yang serba instan dan modern membuat kita tidak sempat melakukan dialog pada diri sendiri yang pada akhirnya orang -orang menjadi pragmatis dan cenderung ingin sesuatu berjalan dengan cepat tepat tanpa menghargai proses yang ada.
Idealisme itu tumbuh melalui proses yang panjang. Bukan sehari atau 2 hari tapi mungkin bertahun-tahun sampai ajal menjelang. idealisme adalah proses yang tiada henti karena idealisme itu akan selalu ditempa dengan ombak kehidupan yang senantiasa menerjang. Kita tidak pernah tahu kapan ombak itu datang akan tetapi kita senantiasa waspada dan menyadarinya bahwa idealisme yang kita miliki akan diuji kekuatannya. Kita akan gugur ataukah sebaliknya kita akan bertahan dan semakin kuat dalam menjalani kehidupan ini.
Belajar bertahan dengan idealisme merupakan sesuatu yang luar biasa sulit mengingat ada harga yang mahal yang harus dibayar dengan idealisme yang kita miliki, yaitu keterasingan. Ya benar keterasingan. Kita akan dianggap aneh dan tidak seperti orang kebanyakan. Kita akan dicap sebagai pemberontak, anti kemapanan maupun istilah - istilah yang lain. Tapi itulah harga yang harus dibayar bagi siapapun yang memiliki idealisme.
Kadang kala kita harus siap berbenturan dengan siapapun bahkan orang terdekat kita sekalipun jika itu sudah memasuki ranah idealisme yang kita milik dan tertancap kuat dalam jiwa kita.
Dan kebahagiaan terbesar orang yang memiliki idealisme adalah kemerdekaan pada jiwa. Orang yang memiliki idealisme hakikatnya adalah orang-orang merdeka. Mereka adalah orang yang bangga pada dirinya sendiri. Mereka bangga dengan potensi dan keunikan yang mereka miliki. Mereka tetap menjadi dirinya sendiri ditengah-tengah lingkungan yang penuh dengan kepura-puraan. Mereka tidak memiliki ambisi apapun. Yang mereka ingin lakukan adalah bagaimana mereka bisa menjadi sesuatu dan berbuat sesuatu untuk kaumnya dengan tangan mereka sendiri. Dengan cucuran keringat, air mata , darah bahkan jiwa mereka sendiri. Agar kaumnya bisa menjadi lebih baik. Karya - karya mereka melampaui usia dan umur mereka sendiri, karena itulah harga yang mahal yang mereka bayar demi sebuah idealisme.
Dan aku ingin menjadi bagian dari mereka. Golongan yang terasing. Golongan yang merdeka. Golongan yang bangga dengan karya sendiri tanpa bantuan dari pihak manapun. Dan aku memiliki idealisme seperti itu.

MENDENGAR

Mendengar itu ternyata seni tersendiri, dan itu merupakan pekerjaan yang paling sulit bagi siapapun.
Mengapa..? Karena dari sisi psikologis manusia, setiap kita lebih senang didengarkan bukan mendengarkan.
Aku pun mengalami hal ini. Pengalaman bertahun-tahun menjadi pemimpin khususnya ditingkat informal maupun formal membuat diriku lebih senang didengarkan bukan mendengarkan. Banyak pengalaman dalam kehidupanku mulai belajar tentang bagaimana cara mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan kepada kita.
Pengalaman - pengalaman dalam kehidupan membuat aku jadi lebih menikmati seni mendengarkan karena ketika kita belajar mendengarkan berarti kita belajar dipercaya oleh orang-orang disekitar kita.
Banyak cara agar kita bisa belajar mendengarkan yang baik sehingga kita bisa mendapat simpati dan merebut hati dari orang-orang disekitar kita.
Aku mulai belajar mendengarkan ketika aku mulai terjun dalam dunia sosial kemasyarakatan. Ternyata memang dimasyarakat kita bisa belajar banyak hal ketika kita mau meluangkan untuk mendengarkan cerita mereka sehari-hari. Dunia yang sama sekali baru bagi aku. Mencoba beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. Belajar sabar mendengarkan setiap keluhan-keluhan mereka tentang kehidupan yang mereka jalani. Belajar untuk mencoba berempati dengan perjuangan hidup yang mereka jalani. Belajar untuk menjadi guru kehidupan bagi mereka. Padahal merekalah guru kehidupan buatku.
Tak terasa 10 tahun berlalu, sesuatu hal yang sulit ketika aku memulainya. Ternyata saat ini aku sangat menikmati untuk menjadi pendengar bagi mereka. Dari mereka semua aku dapatkan hal-hal yang tidak pernah aku dapatkan. Dari merekalah aku dapatkan mutiara kehidupan. Dari merekalah aku dapatkan semuanya. Semua itu bermula ketika aku mencoba untuk belajar mendengar dari mereka. Dan memang inilah hikmah mengapa Allah menciptakan kita 2 telinga agar kita lebih banyak mendengar agar kita bisa belajar. Dan memang indera yang pertama aktif adalah indera pendengaran agar kita bisa dan lebih banyak mendengarkan. Dengan banyak mendengar kita banyak mendapatkan ilmu kehidupan. Dengan mendengar kita belajar untuk rendah hati dan bisa menempatkan diri kita. Dengan mendengar kita bisa lebih jernih mencerna setiap masukan - masukan yang ada. Dengan banyak mendengar aku merasa menjadi manusia seutuhnya karena dengan mendengar aku sudah bisa meringankan beban permasalahan mereka. Dan jika kita tidak bisa membantu apa-apa, maka mendengarkan adalah salah satu bentuk bantuan kita kepada mereka. Andai para pemimpin mau belajar mendengarkan, niscaya negeri ini akan jauh lebih baik daripada saat ini.

Selasa, 07 Juni 2011

PEMIMPIN

"Setiap kalian adalah pemimpin, maka setiap pemimpin akan dimintakan pertanggungjawaban atas kepemimpinannya."
Dalam kehidupan sehari-hari istilah ini sangat lekat. Bahkan cenderung dimasyarakat menjadikan ini sebagai alat untuk menunjukkan siapa dirinya.
Tipologi pemimpin merupakan cerminan dari orang yang dipimpinnya. Jika pemimpin itu orang yang arogan, maka yang dipimpinnya adalah orang arogan juga. Sebaliknya jika pemimpin itu menghargai perbedaan dan membuka keran dialog dan menghargai setiap usulan dari orang yang dipimpinnya, otomatis yang dipimpinnya pun sama seperti pemimpinnya.
Jadi kalau kita ingin melihat karakter pemimpin, maka kita bisa melihat tipologi masyarakat yang dipimpinnya.
Ada peristiwa yang membuat ku merenung sejenak apa yang terjadi sesungguhnya di sebuah organisasi itu.
Beberapa waktu yang lalu, aku diminta untuk mengisi pelatihan disebuah organisasi politik, saat itu ketua panitia sudah berkoordinasi dengan jajaran kepanitian. Entah mengapa terjadi sesuatu yang sepertinya tidak conect komunikasi antara pemimpin organisasi tersebut dengan ketua panitia.Bahkan beberapa hari sebelum acara dilaksanakan, aku diminta hadir dalam rapat panitia bersama pemimpin organisasi tersebut. Saat itu aku hadir dan mencoba untuk mendengarkan apa yang sesungguhnya terjadi dari sudut pandang mereka semua. Ternyata memang ada miss komunikasi yang lumayan tajam diantara mereka. Ketika aku menjelaskan tentang pentingya acara ini dan durasi waktu yang dibutuhkan, seluruh panitia sepakat dengan hal itu, kemudian hasil syuro tersebut akan disampaikan kepada pemimpin organisasi tersebut.Pada saat rapat, pemimpin organisasi tersebut mendahului izin untuk tidak mengikuti rapat sampai selesai karena ada acara lain. Dan memang apa yang dikhawatirkan terjadi, bahwa pasca rapat terjadi perdebatan yang alot terkait dengan durasi pelatihan tersbeut beserta harapan dari pemimoin organisasi tersebut. Aku hanya bisa mengurut dada melihat fenomena ini, akhirnya aku pun membesarkan jiwa ketua panitia beserta jajarannya bahwa berapapun alokasi yang disediakan aku siap saja karena prinsipnya adalah melayani kebutuhan anggota.
Selama 3 hari menjelang acara, kami tetap berkomunikasi secara intensif untuk memastikan suksesnya acara tersebut. Malam hari menjelang acara, kami berkumpul lagi untuk memastikan acara beserta rundownnya. Ternyata dalam undangan kepada para peserta diminta hadir jam 07.30, sedang jadwal pelatihan dimulai jam 9 s.d. jam 12 siang, kami pun sepakat dan menerima seluruh alokasi waktu yang disiapkan.
Keesokan harinya, aku pun datang ke lokasi acara jam 7.45 pagi, saat itu aku pun berkoordinasi dengan panitia tentang kesiapan acara tersebut. Tanpa dinyana tanpa diduga, ternyata sang pemimpin membuat keputusan lain yang berbeda dengan rapat panitia, yaitu ada acara seremonial dari pemimpin wilayah organisasi tersebut. Aku pun kaget mendengarnya. Akan tetapi disini ternyata sang pemimpin menggunakan otoritasnya bahwa seluruhnya harus patuh dan taat dengan keputusan yang diambil. Dan hampir sebagian besar panitia hanya bisa menerima dengan kepatuhan tanpa ada upaya untuk memberikan masukan kepada sang pemimpin. Apa yang aku khawatirkan terjadi, bahwa sebagian besar peserta yang sudah hadir mulai tampak gelisah dan tidak nyaman, mengingat acara yang juga belum dimulai. Dan akhirnya menjelang jam 9.30 acara pun resmi dimulai dengan segala tetek bengek seremonialnya.
Aku hanya bisa mengamati dan menyaksikan betapa pemimpin betul-betul tidak menghargai kerja keras dari panitia beserta peserta yang sudah hadir lebih dahulu daripada rombongan.
Seringkali yang terjadi dilapangan bahwa pemimpin itu memiliki otoritas yang luar biasa, bahkan jika ada yang berbeda dengan pemimpin maka dengan mudahnya dicap tidak taat dan sebagainya.
Melihat fenomena tersebut aku hanya bisa diam termenung mengapa ini terjadi ditengah organisasi yang tingkat pemahaman agamanya lebih baik daripada orang kebanyakan. Idealnya mereka lah yang memulai menerapkan budaya menghargai ataupun menerapkan demokrasi yang ideal di tengah -tengah masyarakat. Secara pribadi aku prihatin dengan kondisi seperti ini. Aku juga mengakui bahwa aku pun bukan pemimpin yang baik, akan tetapi aku pun berusaha untuk terus belajar khususnya bekajar mendengarkan setiap masukan ataupun usulan dari orang-orang yang dipimpinnya.
Aku baru meenyadari mengapa Allah menciptakan kepada kita 2 telinga karena memang Allah meminta kita untuk lebih banyak mendengar dan menyerap setiap masukan dari setiap orang yang menjadi amanah kepemimpinan kita. Dari peristiwa yang kemari aku alami, secara pribadi aku merasa sedih dan kasihan dengan orang-orang yang dengan susah payah berusaha untuk memberikan yang terbaik akan tetapi penghargaan dari pemimpin dan keran untuk mendengarkan telah ditutup rapat oleh pemimpin. Maka dampak yang terjadi adalah orang-orang yang dipimpin cenderung pasif dan lebih banyak menunggu instruksi dan akhirnya itu membuat mereka jadi kehilangan kreatifitas dan inovasi yang positif bagi perkembangan organisasi tersebut. Kalau itu yang terjadi, maka akan ada stagnasi dalam berorganisasi. Aku bisa melihat betapa mereka lambat dalam merespons setiap permainan yang telah dibuat. Cenderung menunggu dan disuruh. Jiwa leadership dan inisiatif mereka telah hilang, yang ada adalah jiwa pengikut. Yaitu hanya mengikuti apa yang diperintahkan tanpa harus memahami apa makna perintah tersebut. Dan inilah yang terjadi, maka itu merupakan pertanda kegagalan sang pemimpin dalam membangkitkan potensi terbaik yang mereka miliki.
Dan yang terjadi saat ini merupakan warning bagi aku khususnya maupun bagi organisasi tersebut.
Semoga aku bisa terus belajar agar aku bisa menjadi pemimpin yang lebih banyak mendengarkan setiap aspirasi, pendapat, gagasan, ide, keluhan atau apapun dari orang-orang yang aku pimpin.

Senin, 06 Juni 2011

AMBISI

Setiap orang punya ambisi. Ambisi itu membuat hidup semakin bergairah dan penuh makna.
Namun disisi lain ambisi akan merusak ketika kita tidak mampu mengelola ambisi itu menjadi sebuah energi yang positif.
Dalam beberapa hari yang lalu ada beberapa peristiwa yang ini menyadarkanku betapa ambisi itu bisa sangat berbahaya bagi siapapun terutama adalah orang terdekat.
Ada kejadian yang menarik ketika dalam suatu perlombaan telah diumumkan siapa pemenangnya. Tiba-tiba ada 2 orang ibu yang datang menghampiri panitia. Mereka memprotes penilaian dewan juri. Mereka merasa bahwa karya anak mereka lebih baik dari pemenang lomba tersebut. Saat itu panitia hanya diam mendengarkan komentar mereka yang lumayan pedas, apalagi dalam kondisi yang panas dan melayani banyak orang.
Akhirnya aku pun turun tangan untuk mendengarkan apa masalah mereka. Setelah ditemui mereka pun tetap memprotes kemenangan orang lain yang menurut mereka tidak layak dan tidak pantas untuk menang. Kekecewaan besar sangat tampak dari kedua orang ibu tersebut. Komentar-komentar yang tidak mengenakkan pun keluar dari lisan mereka. Panitia tidak adil dan tidak profesional, juri yang tidak profesional, cenderung memenangkan anak dari panitia kegiatan tersebut. Akhirnya setelah puas mereka mengatakan demikian, aku pun angkat bicara untuk menyelesaikan permasalahan ini. Aku pun bersama mereka melihat ulang karya dari anak mereka. Setelah ditemukan, memang ada kejanggalan dari karya mereka. Memang secara hasil mereka lebih baik akan tetapi karya mereka tidak original melainkan sudah ada penambahan dari karya mereka yang tidak sesuai dengan kriteria panitia. Disisi lain ibu yang lain tetap protes dengan keras, akhirnya aku memanggil sang juri untuk menyampaikan alasannya. Akhirnya sang juri pun menyampaikan kriteria tentang lomba tersebut dan memang juri telah mengingatkan seluruh peserta dan pengantar untuk berusaha secara mandiri terhadap karya mereka. Protes keras dari mereka malah jadi bumerang buat mereka karena secara langsung mereka telah membuka aib mereka sendiri. Bahwa mereka 'ikut campur' dalam karya anak mereka.
Inilah contoh kasus yang terjadi beberapa hari yang lalua. Pada saat itu terlintas dalam pikiranku, sebenarnya yang ingin ikut lomba anaknya apa orang tuanya. ? Yang punya ambisi menang anaknya apa orang tuanya..? Secara pribadi aku kasihan dan prihatin terhadap anaknya. Bagaimana kondisi psikologis anak itu dalam kondisi orang tua yang memiliki ambisi pribadi terhadap anaknya. Betapa banyak kasus terjadi anak jadi korban eksploitasi dari orang tuanya. Semoga aku bisa belajar menjadi orang tua yang lebih baik dan tidak memiliki ambisi apapun terhadap anak-anakku kelak dikemudian hari. Semoga....

Selasa, 31 Mei 2011

6 TAHUN

Tak terasa sudah 6 tahun berjalan hidup disebuah negeri yang berbeda dengan sebelumnya.
Awal pertama masuk kedalam negeri, memiliki sebongkah harapan untuk berbuat dan menjadi sesuatu.
Inilah nikmatnya menjadi manusia, ada saja permasalahan yang muncul
Bisa jadi karena ini merupakan proses pembelajaran untuk saling mengenal antara satu dengan yang lainnya
Akan tetapi sekian lama waktu terus berjalan, masalah terus aja ada
Kadang ada rasa jenuh melanda karena permasalahan yang ada lebih cenderung masalah personal
Seringkali masalah yang ada tidak pernah dituntaskan dengan tuntas
Yang pada akhirnya menjadi bom waktu
Dan ini terus terjadi dan terus terjadi
Mencoba memahami pola pikir dari saudara-saudara yang lain
akan tetapi terada ada tembok penghalang yang membuat suasana jadi kurang nyaman dan kondusif
Mencoba menata hati agar jangan sampai ada penyakit hati melanda hati ini
Senantiasa mencoba bertahan dengan segenap kemampuan yang ada
Mencoba kembali menata hubungan dengan cara lebih elegan
Mencoba kembali mengurai benang kusut yang ada
Ternyata memang daya tahan manusia ada batasnya
Pada sisi inilah yang membuat aku merasa gagal
Sesuatu yang paling aku hindari yaitu kegagalan
Entah kenapa tiba-tiba kau merasa gagal
Entah gagal sebagai manusia yang bisa berbuat sesuatu
atau gagal menjadi sesuatu
Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupku sebagai manusia
aku merasa gagal
Kegagalan yang membuatku untuk sementara mundur dari gelanggang
Mengevaluasi 6 tahun perjalanan yang terjadi selama ini
Ternyata memang aku tidak siap menerima kondisi yang berbeda
Ternyata aku memang belum mempelajari kondisi yang real ada di negeri ini
Ternyata aku memang harus belajar lagi untuk mengakui kekurangan yang ada selama ini
Ternyata aku memang harus belajar untuk lebih baik lagi
Belajar untuk menjadi diri sendiri
Belajar untuk mencoba bertahan dengan segenap daya upaya yang dimiliki
Dan ternyata itu merupakan hal yang tersulit dalam perjalanan hidup ini
6 tahun sudah berlalu, aku merasa belum menjadi apa-apa dan berbuat apa-apa
6 tahun sudah berlalu, betapa masalah yang terjadi lebih banyak masalah personal
6 tahun sudah berlalu, terlalu banyak disibukkan dengan masalah-masalah personal yang akhirnya membuat kerja ini menjadi tidak optimal
6 tahun sudah berlalu, aku gagal menjadi manusia seutuhnya
Kegagalan yang memang harus aku akui dan aku terima
Dan aku pantas menerima kegagalan ini
Dan saatnya aku mencoba hal lain dalam kehidupan ini
Sesuatu yang baru dan berbeda agar hati ini bisa segera bangkit dan pulih kembali
6 tahun waktu yang cukup untuk belajar mehamami manusia dari negeri ini
manusia yang unik dan berbeda dengan segala kekhasannya
Menjadikanku semakin lebih kaya dengan pengalaman
Pengalaman merasakan kegagalan
Pengalaman merasakan fitnah yang bertubi-tubi
Pengalaman merasakan caci maki dari saudara sendiri
Pengalaman merasa asing
Pengalaman merasakan konflik yang tidak dituntaskan
Sungguh....6 tahun yang berbeda...

SPORTIFITAS

Setelah hampir 1 bulan dipenuhi dengan rumor ataupun desas-desus yang membuat kondisi lembaga ini menjadi kurang sehat, aku memutuskan untuk segera mengambil langkah-langkah penting.
Alhamdulillah dalam kurun waktu 1 minggu, Allah memudahkan segala urusan aku bertemu dengan ketua lembaga untuk mencoba mencari informasi yang beredar di mereka. Dengan panjang lebar sang ketua menyampaikan duduk permasalahan yang ada dari sudut pandangnya. Disisi lain, aku pun juga mendengarkan dari pihak yang berseberangan untuk juga mendengarkan masalah yang ada. Aku pun memutuskan untuk mencari 1 orang lagi untuk lebih memperkuat data yang ada dilapangan.
Alhamdulillah pada minggu lalu disaat aku takziah ke rumahnya bertemu langsung, setelah basa-basi dan menyampaikan belasungkawa, aku pun mencoba untuk menanyakan permasalahan yang ada dari sudut pandangnya.
Setelah mendengarkan dari 4 orang  yang terlibat, akhirnya dengan wewenang yang aku miliki sebagai pembina yayasan, aku memutuskan untuk memberi mereka pembelajaran dalam menyelesaikan persoalan yang ada ditengah-tengah mereka.
Pada minggu malam kemarin, waktu yang disepakati untuk mengumpulkan seluruh jajaran pengurus yayasan, akhirnya sebagian besar pengurus hadir pada acara tersebut.
Setelah dibuka dan mendengarkan pemaparan dari ketua tentang perkembangan yayasan dan rencana yayasan kedepan. Setelah itu baru giliranku untuk memberikan pengarahan kepada mereka. Setelah menjelaskan siklus sebuah organisasi yang harus dijalankan dan juga tantangan yayasan kedepan, bahwa kedepan permasalahan utama adalah internal. Ini harus disikapi dengan bijak dan matang agar tidak menimbulkan friksi-friksi yang mungkin saat ini terjadi. Setelah pemaparan maka dimulainya diskusi untuk membuka dan menyelesaikan permasalahan. Dan ternyata luar biasa, ada oknum yang tidak diundang memberikan statement yang membuat salah seorang pengurus terpancing, akhirnya mulailah debat panas terjadi. Saat itu aku hanya mendengarkan seluruh ungkapan dan statement dari masing-masing pihak. Ada yang menyalahkan ada juga yang menjelaskan. Ada yang memancing, ada juga yang terpancing. Yang pada akhirnya semua sama-sama saling mempertahankan argumentasinya masing-masing.
Setelah puas mendengarkan kondisi debat yang panas dan situasi yang mulai kurang kondusif, akhirnya aku pun meminta izin untuk berbicara sesuai dengan kewenangan yang aku miliki.
Pelan-pelan kusimpulkan hasil perdebatan yang tadi berlangsung, dalam kondisi yang panas, aku mencoba membawa suasana santai, bahkan aku pun memberi statement sambil tertawa sambil mengatakan bahwa dalam rapat panas itu biasa yang penting setelah keluar dingin kembali. Mari kita belajar sportif dalam menghadapi masalah ini.
Saat itu aku kritisi ungkapan dari oknum untuk mengingatkannya bahwa kurang bijak rasanya kalau kita menyampaikan pesan dari seseorang yang tidak berani menyampaikan persoalan itu kepada yayasan. Kalau  memang orang itu sportif dan tidak memiliki penyakit hati, buat apa dia menyuruh orang untuk menyampaikan permasalahannya. Jangan sampai kita di adu domba dengan isu atau rumor yang belum jelas permasalahannya.
Saat itu secara tegas aku sampaikan agar kita mau belajar sportif dalam menyelesaikan. Kalau itu masalah pribadi mari diselesaikan secara pribadi. Sebaliknya jika itu menyangkut mari diselesaikan secara kelembagaan. Akhirnya pada kesempatan tersebut, sang ketua meminta maaf secara terbuka karena salah dalam pengambilan keputusan beberapa waktu yang lalu. Dan akhirnya di pihak yang lain, juga secara sportif meminta maaf kepada ketua dan pengurus karena salah dalam memahami permasalahan.
Sebuah kondisi yang sering kita jumpai di tengah masyarakat yang mungkin kita juga pernah mengalami hal ini
.

Betapa banyak diantara kita yang tidak sportif dalam menghadapi masalah, seringkali ketika kita tidak berani, kita cenderung mencoba mencari pendukung dengan memberikan informasi yang mungkin bisa berdampak yang kurang baik di masa yang akan datang. Sekarang semua kembali kepada kita sendiri. Dimana posisi kita ...?

Selasa, 24 Mei 2011

PELAJARAN

Kemarin pagi tiba-tiba HP berbunyi, ternyata ada sms masuk dari teman lama yang mengabarkan bahwa salah seorang sahabat dimasa SMP dan SMA telah meninggal dunia. Sempat bertanya apa yang menjadi penyebab kematiannya di usia yang masih produktif. Ternyata info yang diterima karena masalah jantung atau empedu.
Kabar yang tiba-tiba membuatku termenung beberapa saat lamanya.
Belum habis masa termenungku, ternyata ada kabar lagi yang masuk bahwa ada ibu dari temanku juga meninggal dunia. Lalu bergegas aku menelponnya untuk memastikan kabarnya dan juga menyampaikan bela sungkawa atas kematian orangtuanya. Dari temanku menjelaskan bahwa memang ibunya telah 1 bulan drop karena sakit yang sudah berlangsung lama dan juga faktor usia yang sepuh.
Beberapa hari sebelumnya seorang guru dalam kehidupan juga telah dipanggil Yang Maha Kuasa lewat musibah kecelakaan...
Memang hidup dan mati itu rahasia ilahi. Kadang terlintas dalam pikiran, bagaimana kehidupan nanti ya..Sempat khawatir dan taku mengingat masih banyak noda dan dosa dalam diri ini. Apakah pantas untuk mendapat yang terbaik dari Yang Maha Kuasa.
Memang kematian itu adalah pelajaran yang mahal dan penting. Berapa banyak dari kita yang bisa mengambil pelajaran dari sana. Kematian adalah pintu gerbang menuju keabadian. Kembali kepada kita, apakah kita mau belajar dari sana.
Kekhawatiran yang terbesar adalah bagaimana Allah mematikan saya ini. Apakah Yang Maha Kuasa mematikan dalam keadaan yang terbaik ataukah sebaliknya kematian yang buruk. Kita tidak bisa mengandalkan amal sholih semata karen itu semua belum menjadi tolok ukur dalam akhir kehidupan kita. Akan tetapi orang-orang yang mengiringi kita ke alam kubur itu menjadi saksi atas kualitas amal kita dihadapan Allah. Dan itu menjadi pertanda kematian yang baik.
Ya Allah jadikan akhir kehidupanku adalah kehidupan yang baik. Ya Allah aku ingin ketika Engkau memanggilku, ada jutaan orang yang mengiringi dan merasa kehilangan karena mereka merasakan betapa berartinya diriku buat mereka. Orang-orang yang mengiringi ku mengingat kebaikan-kebaikan yang pernah aku lakukan. Ya Allah janganlah Engkau akhirkan kehidupanku dengan kematian yang buruk. Yang orang-orang merasa bersyukur atas kematianku kelak karena keburukan akhlak dan perbuatanku. Ya Allah aku memohon kepada Engkau Dzat Yang Maha Agung, agar aku diwafatkan dalam kematian yang terbaik, ditempat yang terbaik dan diiringi oleh orang-orang yang terbaik di mata-Mu ya Allah....

Jumat, 20 Mei 2011

KRITIK

Kemarin ketika sedang asyik bekerja, tiba-tiba ada sms masuk yang tidak diketahui namanya. Aku membuka dan membacanya. Ada hal yang menarik dari sms itu, orang tersebut menyampaikan kritik kepadaku tanpa menyertakan nama dan alasannya. Beliau hanya menyampaikan pesan dari sebagian orang-orang bahwa aku itu orangnya galak,egois, mau menang sendiri, suka ngeles, banyak alasan sehingga tidak ada yang bisa ngalahkan hujjahku...Saat itu aku hanya membaca dan terdiam sesaat..aku hanya membalas smsnya terima kasih.
Hmmmm..banyak cara orang memberi kritik, ada yang terbuka, ada yang diam-diam, bahkan ada yang ngomong di belakang...Semua tergantung dari individu masing-masing. Akan tetapi ada satu pelajaran yang bisa diambil dari kritik itu, kebetulan aku termasuk orang yang vulgar dan berusaha untuk tetap sportif dalam menyampaikan kritik, yaitu apapun kritik yang diberikan itu menunjukkan dua hal kepada yaitu pertama perhatian dan kasih sayang, kedua sebaliknya yaitu kebencian kepada yang bersangkutan. Kembali kepada kita masing-masing.
Satu kebiasaan jelekku adalah jika kritik itu tidak pernah disampaikan langsung kepadaku, biasanya aku sangat cuek dan tidak peduli dengan orang-orang yang hanya berani ngomong di belakang. Akan tetapi sebaliknya jika kritik itu disampaikan langsung, maka aku sangat menghargai keberaniannya untuk sampaikan hal itu. Yang jadi masalah adalah tidak semua orang memiliki keberanian untuk mengkritik secara fair kepada yang bersangkutan. Ini adalah masalah mentalitas yang memang harus diperbaiki. Disisi lain penyakit mental kritik itu adalah menyerang sisi pribadi bukan pada perbuatan maupun kerja orang itu. Ini juga membuat kritik itu tidak membangun malah cenderung jadi kontra produktif. Mengapa demikian ,karena kita disibukkan dengan hal yang remeh temeh. Kita disibukkan dengan masalah yang sampah, kita dialihkan dengan masalah yang utama. Mungkin ini terjadi karena kebiasaan masyarakat maupun bangsa kita yang cenderung melatih kita untuk tidak sportif atau tidak berani secara terbuka menyampaikan kritik kepada siapapun.
Ala kulli hal membangun kebiasaan sportif adalah proses yang panjang dan butuh tekad yang kuat dan yang tak kalah penting keberanian untuk menerima kritik secara lapang dada itu juga merupakan PR besar yang memang sama-sama harus dimiliki secara bersamaan. Semoga aku termasuk orang-orang yang selalu belajar dari pengalaman sehingga aku semakin lebih baik lagi dalam kehidupan ini dimasa yang akan datang.