Sang Pembelajar

Senantiasa berusaha belajar menjadi yang terbaik agar bisa berdaya guna bagi masyarakat sekitarnya

Selasa, 31 Mei 2011

6 TAHUN

Tak terasa sudah 6 tahun berjalan hidup disebuah negeri yang berbeda dengan sebelumnya.
Awal pertama masuk kedalam negeri, memiliki sebongkah harapan untuk berbuat dan menjadi sesuatu.
Inilah nikmatnya menjadi manusia, ada saja permasalahan yang muncul
Bisa jadi karena ini merupakan proses pembelajaran untuk saling mengenal antara satu dengan yang lainnya
Akan tetapi sekian lama waktu terus berjalan, masalah terus aja ada
Kadang ada rasa jenuh melanda karena permasalahan yang ada lebih cenderung masalah personal
Seringkali masalah yang ada tidak pernah dituntaskan dengan tuntas
Yang pada akhirnya menjadi bom waktu
Dan ini terus terjadi dan terus terjadi
Mencoba memahami pola pikir dari saudara-saudara yang lain
akan tetapi terada ada tembok penghalang yang membuat suasana jadi kurang nyaman dan kondusif
Mencoba menata hati agar jangan sampai ada penyakit hati melanda hati ini
Senantiasa mencoba bertahan dengan segenap kemampuan yang ada
Mencoba kembali menata hubungan dengan cara lebih elegan
Mencoba kembali mengurai benang kusut yang ada
Ternyata memang daya tahan manusia ada batasnya
Pada sisi inilah yang membuat aku merasa gagal
Sesuatu yang paling aku hindari yaitu kegagalan
Entah kenapa tiba-tiba kau merasa gagal
Entah gagal sebagai manusia yang bisa berbuat sesuatu
atau gagal menjadi sesuatu
Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupku sebagai manusia
aku merasa gagal
Kegagalan yang membuatku untuk sementara mundur dari gelanggang
Mengevaluasi 6 tahun perjalanan yang terjadi selama ini
Ternyata memang aku tidak siap menerima kondisi yang berbeda
Ternyata aku memang belum mempelajari kondisi yang real ada di negeri ini
Ternyata aku memang harus belajar lagi untuk mengakui kekurangan yang ada selama ini
Ternyata aku memang harus belajar untuk lebih baik lagi
Belajar untuk menjadi diri sendiri
Belajar untuk mencoba bertahan dengan segenap daya upaya yang dimiliki
Dan ternyata itu merupakan hal yang tersulit dalam perjalanan hidup ini
6 tahun sudah berlalu, aku merasa belum menjadi apa-apa dan berbuat apa-apa
6 tahun sudah berlalu, betapa masalah yang terjadi lebih banyak masalah personal
6 tahun sudah berlalu, terlalu banyak disibukkan dengan masalah-masalah personal yang akhirnya membuat kerja ini menjadi tidak optimal
6 tahun sudah berlalu, aku gagal menjadi manusia seutuhnya
Kegagalan yang memang harus aku akui dan aku terima
Dan aku pantas menerima kegagalan ini
Dan saatnya aku mencoba hal lain dalam kehidupan ini
Sesuatu yang baru dan berbeda agar hati ini bisa segera bangkit dan pulih kembali
6 tahun waktu yang cukup untuk belajar mehamami manusia dari negeri ini
manusia yang unik dan berbeda dengan segala kekhasannya
Menjadikanku semakin lebih kaya dengan pengalaman
Pengalaman merasakan kegagalan
Pengalaman merasakan fitnah yang bertubi-tubi
Pengalaman merasakan caci maki dari saudara sendiri
Pengalaman merasa asing
Pengalaman merasakan konflik yang tidak dituntaskan
Sungguh....6 tahun yang berbeda...

SPORTIFITAS

Setelah hampir 1 bulan dipenuhi dengan rumor ataupun desas-desus yang membuat kondisi lembaga ini menjadi kurang sehat, aku memutuskan untuk segera mengambil langkah-langkah penting.
Alhamdulillah dalam kurun waktu 1 minggu, Allah memudahkan segala urusan aku bertemu dengan ketua lembaga untuk mencoba mencari informasi yang beredar di mereka. Dengan panjang lebar sang ketua menyampaikan duduk permasalahan yang ada dari sudut pandangnya. Disisi lain, aku pun juga mendengarkan dari pihak yang berseberangan untuk juga mendengarkan masalah yang ada. Aku pun memutuskan untuk mencari 1 orang lagi untuk lebih memperkuat data yang ada dilapangan.
Alhamdulillah pada minggu lalu disaat aku takziah ke rumahnya bertemu langsung, setelah basa-basi dan menyampaikan belasungkawa, aku pun mencoba untuk menanyakan permasalahan yang ada dari sudut pandangnya.
Setelah mendengarkan dari 4 orang  yang terlibat, akhirnya dengan wewenang yang aku miliki sebagai pembina yayasan, aku memutuskan untuk memberi mereka pembelajaran dalam menyelesaikan persoalan yang ada ditengah-tengah mereka.
Pada minggu malam kemarin, waktu yang disepakati untuk mengumpulkan seluruh jajaran pengurus yayasan, akhirnya sebagian besar pengurus hadir pada acara tersebut.
Setelah dibuka dan mendengarkan pemaparan dari ketua tentang perkembangan yayasan dan rencana yayasan kedepan. Setelah itu baru giliranku untuk memberikan pengarahan kepada mereka. Setelah menjelaskan siklus sebuah organisasi yang harus dijalankan dan juga tantangan yayasan kedepan, bahwa kedepan permasalahan utama adalah internal. Ini harus disikapi dengan bijak dan matang agar tidak menimbulkan friksi-friksi yang mungkin saat ini terjadi. Setelah pemaparan maka dimulainya diskusi untuk membuka dan menyelesaikan permasalahan. Dan ternyata luar biasa, ada oknum yang tidak diundang memberikan statement yang membuat salah seorang pengurus terpancing, akhirnya mulailah debat panas terjadi. Saat itu aku hanya mendengarkan seluruh ungkapan dan statement dari masing-masing pihak. Ada yang menyalahkan ada juga yang menjelaskan. Ada yang memancing, ada juga yang terpancing. Yang pada akhirnya semua sama-sama saling mempertahankan argumentasinya masing-masing.
Setelah puas mendengarkan kondisi debat yang panas dan situasi yang mulai kurang kondusif, akhirnya aku pun meminta izin untuk berbicara sesuai dengan kewenangan yang aku miliki.
Pelan-pelan kusimpulkan hasil perdebatan yang tadi berlangsung, dalam kondisi yang panas, aku mencoba membawa suasana santai, bahkan aku pun memberi statement sambil tertawa sambil mengatakan bahwa dalam rapat panas itu biasa yang penting setelah keluar dingin kembali. Mari kita belajar sportif dalam menghadapi masalah ini.
Saat itu aku kritisi ungkapan dari oknum untuk mengingatkannya bahwa kurang bijak rasanya kalau kita menyampaikan pesan dari seseorang yang tidak berani menyampaikan persoalan itu kepada yayasan. Kalau  memang orang itu sportif dan tidak memiliki penyakit hati, buat apa dia menyuruh orang untuk menyampaikan permasalahannya. Jangan sampai kita di adu domba dengan isu atau rumor yang belum jelas permasalahannya.
Saat itu secara tegas aku sampaikan agar kita mau belajar sportif dalam menyelesaikan. Kalau itu masalah pribadi mari diselesaikan secara pribadi. Sebaliknya jika itu menyangkut mari diselesaikan secara kelembagaan. Akhirnya pada kesempatan tersebut, sang ketua meminta maaf secara terbuka karena salah dalam pengambilan keputusan beberapa waktu yang lalu. Dan akhirnya di pihak yang lain, juga secara sportif meminta maaf kepada ketua dan pengurus karena salah dalam memahami permasalahan.
Sebuah kondisi yang sering kita jumpai di tengah masyarakat yang mungkin kita juga pernah mengalami hal ini
.

Betapa banyak diantara kita yang tidak sportif dalam menghadapi masalah, seringkali ketika kita tidak berani, kita cenderung mencoba mencari pendukung dengan memberikan informasi yang mungkin bisa berdampak yang kurang baik di masa yang akan datang. Sekarang semua kembali kepada kita sendiri. Dimana posisi kita ...?

Selasa, 24 Mei 2011

PELAJARAN

Kemarin pagi tiba-tiba HP berbunyi, ternyata ada sms masuk dari teman lama yang mengabarkan bahwa salah seorang sahabat dimasa SMP dan SMA telah meninggal dunia. Sempat bertanya apa yang menjadi penyebab kematiannya di usia yang masih produktif. Ternyata info yang diterima karena masalah jantung atau empedu.
Kabar yang tiba-tiba membuatku termenung beberapa saat lamanya.
Belum habis masa termenungku, ternyata ada kabar lagi yang masuk bahwa ada ibu dari temanku juga meninggal dunia. Lalu bergegas aku menelponnya untuk memastikan kabarnya dan juga menyampaikan bela sungkawa atas kematian orangtuanya. Dari temanku menjelaskan bahwa memang ibunya telah 1 bulan drop karena sakit yang sudah berlangsung lama dan juga faktor usia yang sepuh.
Beberapa hari sebelumnya seorang guru dalam kehidupan juga telah dipanggil Yang Maha Kuasa lewat musibah kecelakaan...
Memang hidup dan mati itu rahasia ilahi. Kadang terlintas dalam pikiran, bagaimana kehidupan nanti ya..Sempat khawatir dan taku mengingat masih banyak noda dan dosa dalam diri ini. Apakah pantas untuk mendapat yang terbaik dari Yang Maha Kuasa.
Memang kematian itu adalah pelajaran yang mahal dan penting. Berapa banyak dari kita yang bisa mengambil pelajaran dari sana. Kematian adalah pintu gerbang menuju keabadian. Kembali kepada kita, apakah kita mau belajar dari sana.
Kekhawatiran yang terbesar adalah bagaimana Allah mematikan saya ini. Apakah Yang Maha Kuasa mematikan dalam keadaan yang terbaik ataukah sebaliknya kematian yang buruk. Kita tidak bisa mengandalkan amal sholih semata karen itu semua belum menjadi tolok ukur dalam akhir kehidupan kita. Akan tetapi orang-orang yang mengiringi kita ke alam kubur itu menjadi saksi atas kualitas amal kita dihadapan Allah. Dan itu menjadi pertanda kematian yang baik.
Ya Allah jadikan akhir kehidupanku adalah kehidupan yang baik. Ya Allah aku ingin ketika Engkau memanggilku, ada jutaan orang yang mengiringi dan merasa kehilangan karena mereka merasakan betapa berartinya diriku buat mereka. Orang-orang yang mengiringi ku mengingat kebaikan-kebaikan yang pernah aku lakukan. Ya Allah janganlah Engkau akhirkan kehidupanku dengan kematian yang buruk. Yang orang-orang merasa bersyukur atas kematianku kelak karena keburukan akhlak dan perbuatanku. Ya Allah aku memohon kepada Engkau Dzat Yang Maha Agung, agar aku diwafatkan dalam kematian yang terbaik, ditempat yang terbaik dan diiringi oleh orang-orang yang terbaik di mata-Mu ya Allah....

Jumat, 20 Mei 2011

KRITIK

Kemarin ketika sedang asyik bekerja, tiba-tiba ada sms masuk yang tidak diketahui namanya. Aku membuka dan membacanya. Ada hal yang menarik dari sms itu, orang tersebut menyampaikan kritik kepadaku tanpa menyertakan nama dan alasannya. Beliau hanya menyampaikan pesan dari sebagian orang-orang bahwa aku itu orangnya galak,egois, mau menang sendiri, suka ngeles, banyak alasan sehingga tidak ada yang bisa ngalahkan hujjahku...Saat itu aku hanya membaca dan terdiam sesaat..aku hanya membalas smsnya terima kasih.
Hmmmm..banyak cara orang memberi kritik, ada yang terbuka, ada yang diam-diam, bahkan ada yang ngomong di belakang...Semua tergantung dari individu masing-masing. Akan tetapi ada satu pelajaran yang bisa diambil dari kritik itu, kebetulan aku termasuk orang yang vulgar dan berusaha untuk tetap sportif dalam menyampaikan kritik, yaitu apapun kritik yang diberikan itu menunjukkan dua hal kepada yaitu pertama perhatian dan kasih sayang, kedua sebaliknya yaitu kebencian kepada yang bersangkutan. Kembali kepada kita masing-masing.
Satu kebiasaan jelekku adalah jika kritik itu tidak pernah disampaikan langsung kepadaku, biasanya aku sangat cuek dan tidak peduli dengan orang-orang yang hanya berani ngomong di belakang. Akan tetapi sebaliknya jika kritik itu disampaikan langsung, maka aku sangat menghargai keberaniannya untuk sampaikan hal itu. Yang jadi masalah adalah tidak semua orang memiliki keberanian untuk mengkritik secara fair kepada yang bersangkutan. Ini adalah masalah mentalitas yang memang harus diperbaiki. Disisi lain penyakit mental kritik itu adalah menyerang sisi pribadi bukan pada perbuatan maupun kerja orang itu. Ini juga membuat kritik itu tidak membangun malah cenderung jadi kontra produktif. Mengapa demikian ,karena kita disibukkan dengan hal yang remeh temeh. Kita disibukkan dengan masalah yang sampah, kita dialihkan dengan masalah yang utama. Mungkin ini terjadi karena kebiasaan masyarakat maupun bangsa kita yang cenderung melatih kita untuk tidak sportif atau tidak berani secara terbuka menyampaikan kritik kepada siapapun.
Ala kulli hal membangun kebiasaan sportif adalah proses yang panjang dan butuh tekad yang kuat dan yang tak kalah penting keberanian untuk menerima kritik secara lapang dada itu juga merupakan PR besar yang memang sama-sama harus dimiliki secara bersamaan. Semoga aku termasuk orang-orang yang selalu belajar dari pengalaman sehingga aku semakin lebih baik lagi dalam kehidupan ini dimasa yang akan datang. 

Kamis, 19 Mei 2011

Hj. SARIMAH Binti H. MESIR

Terlintas dalam pikiran melayang jauh ke belakang mengingat momen - momen indah bersama nenek tercinta.
Tanpa beliau takkan mungkin aku akan menjadi seperti ini. Beliau lah yang selama ini merawat dan membesarkanku. Tanpa menafikan keberadaan orang tuaku, bahwa memang masa-masa kecil hingga dewasa, aku selalu bersamanya. Seringkali jika aku bepergian jauh, maka orang yang pertama kali kucari adalah nenekku, maka seringkali orang tuaku, paman dan bibiku sering meledekku bahwa nenekku adalah ibu pertamaku.
Aku teringat betul ketika di waktu kecil dulu betapa nenekku sangat kuat menanamkan agama kepadaku. Beliau sering kali mengecek apakah aku bersama paman dan bibiku sudah menunaikan sholat jika kami baru datang dari bepergian. Bahkan aku ingat betul, kalo waktunya sholat shubuh, kalau kami tidak bangun setelah dibangunkan dengan lembut, maka tak segan-segan nenekku memukul atau menyiramkan air kepada kami untuk segera menunaikan sholat shubuh di mushola dekat rumah. Kalau sudah begitu kami segera berlarian untuk menuju mushola dekat rumah dan yang pasti kami kalah cepat dengan kakekku...he..he..he..Beliau sering menyampaikan bahwa anak laki itu harus sholat dimushola or masjid bukan dirumah. Dirumah itu hanya untuk anak perempuan, kecuali kalau aku ingin jadi anak perempuan.
Ada peristiwa yang sangat berkesan begitu dalam pada diriku, yaitu ketika aku diserahkan kepada seorang guru untuk diajarkan mengaji dan agama, aku ingat betul pada saat itu aku mungkin baru berusia sekitar 5 tahunan. Beliau mengatakan kepada guru ngajiku, kalau anak ini nakal dan malas belajar jangan sungkan-sungkan untuk memarahi bahkan memukulnya. Saat itu aku sangat kaget kok ada ya nenek begitu teganya mengatakan demikian kepada orang lain. Ternyata baru aku sadari betul, bahwa nenekku mengajarkan kemandirian dan tidak boleh mengandalkan nama besar keluarga nenekku. Dan itu membuat guru ngajiku leluasa untuk mendidikku secara sungguh-sungguh tanpa takut maupun sungkan dan memperlakukanku sama dengan murid-murid yang lain. Nenekku ingin mengajarkan bahwa semua orang sama tanpa memandang status sosial mereka. Dari sanalah aku juga belajar banyak tentang teman-temanku dari berbagai kalangan bahwa sebenarnya mereka semua sama dengan kita.
Ada lagi pelajaran yang aku dapatkan dari nenekku tercinta. Dahulu nenek dan kakekku sering menghadiri undangan maupun hajatan yang diadakan siapapun. Dimanapun lokasinya pasti nenekku menghadirinya. Aku ingat ketika menghadiri undangan atau hajatan pasti kami berjalan kaki menyusuri jalan ditengah kegelapan malam. Sering aku bertanya mengapa kita harus datang kepada mereka padahal aku tidak mengenal mereka dan yang pasti aku pun tidak ada temen main disana. Nenekku sering mengatakan bahwa kita harus menjaga silaturahim dengan siapapun baik yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal, karena banyak saudara itu menambah rezeki. Aku pribadi sangat kagum dengan nenekku, beliau sangat rajin silaturahim dengan siapapun dan itu dilakukan dengan berjalan kaki. Kadang aku mengeluh capek karena terlalu jauh jarak yang ditempuh, maka tak segan-segan nenekku menggendongku. Aku sungguh-sungguh merasa sangat dekat dengan beliau.
Dibalik sikapnya yang keras ada nilai-nilai yang beliau tanamkan kepada kami dan itu sangat tertancap kuat kepadaku hingga kini.
Tapi kini beliau telah tiada, ada kehilangan yang luar biasa bagi diriku. Saat ini tidak ada yang bisa menggantikan sosok beliau di hatiku. Beliau lah guru pertamaku. Beliau lah guru kehidupan bagiku. Beliau lah yang mengajarkan kemandirian, keberanian,tanggung jawab, kejujuran, keterusterangan, dan masih banyak lagi yang beliau ajarkan kepadaku dalam banyak interaksi..Sungguh luar biasa pengorbanan beliau kepadaku dan aku takkan sanggup membalas kebaikan-kebaikan yang beliau ajarkan kepadaku.
Ya Allah..lapangkanlah kuburnya..berikan tempat yang terbaik untuknya. Masukkan dia ke dalam surga-Mu..Ampunilah segala dosa-dosanya. Ya Allah..sampaikanlah bahwa aku sangat mencintai dan merindukannya..

Rabu, 18 Mei 2011

KENANGAN

Setiap kita pasti memiliki kenangan yang tersimpan di bawah alam sadar. Apapun kenangan itu yang baik maupun yang buruk, setiap kita pasti pernah merasakan hal itu. Kenangan itu terjadi karena ada peristiwa yang kita alami di masa lalu. Peristiwa yang menghunjam hati, menggetarkan jiwa bahkan bisa meledakkan seluruh emosi yang ada. Ketika peristiwa yang terjadi melibatkan sisi emosional kita dan kita merasakan hal itu dengan hati yang senang dan lapang maka itu akan terekam dengan baik
Ketika berbicara kenangan, maka terlintas sebuah peristiwa yang muncul ketika bertemu dengan seseorang yang telah lama tak berjumpa. Maka mengalirlah dalam memori seluruh peristiwa yang pernah terjadi pada masa itu. Baik yang mengenakkan maupun yang tidak mengenakkan. Semua mengalir begitu adanya. Sesuatu yang tak pernah terungkapkan akhirnya jadi terungkap hal-hal yang tidak terkomunikasikan dengan bik. Yang membuat semua jadi lucu dan membuat jadi tertawa bahwa pada saat itu proses pendewasaan belum berjalan dengan baik.
Kenangan itu bisa membuat kita jadi produktif manakala kita bisa mengelolanya dengan  baik. Banyk pelajaran yang bisa diambil dari kenangan-kenangan yang pernah kita alami. Minimal kita bisa menjadi lebih baik karena kita berusaha untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang pernah terjadi pada kita di masa lalu.
Akan tetapi sebaliknya kenangan itu malah menjadi kontra produktif kalau kita hanya bisa mengenang atau bahkan meratapi atau menyesali peristiwa yang sudah terjadi di masa lalu, sehingga kita hanyut dengan sisi emosional kita.
Hmmm..memang kenangan itu sepahit apapun merupakan salah satu proses pendewasaan dan belajar agar kita lebih baik. Yang paling penting dari itu semua manakala kita bisa berpikir positif dari semua kenangan yang pernah terjadi pada diri kita masing-masing.

Kamis, 12 Mei 2011

BANGKIT

Setiap kita pasti pernah mengalami kegagalan atau mungkin keterpurukan bahkan mungkin jatuh ke lubang yang amat dalam, akan tetapi berapa banyak dari kita yang bisa bangkit kembali untuk terus berjalan menapaki kehidupan atau bahkan sebaliknya hanya bisa meratapi bahkan menyesali kegagalan atau keterpurukan yang melanda kita...Inilah PR terbesar kita sebagai seorang manusia bahwa untuk bangkit itu butuh energi yang luar biasa agar kita bisa melangkah lagi karena kehidupan ini terus berjalan.
Saya jadi teringat sebuah peristiwa yang pernah saya alami ketika sekolah dulu yang ini menjadi pelajaran yang luar biasa tentang makna bangkit untuk terus berjalan.
Waktu di sekolah dulu, kebetulan saya pernah memukul 3 orang yang secara kebetulan ini menjadi peristiwa yang menghebohkan di sekolah dan orang tua yang anaknya dipukul tidak menerima. Setelah melalui persidangan yang cukup melelahkan dan juga intimidasi, ancaman serta teror yang luar biasa, saya jalani itu semua karena itu resiko yang memang harus saya pikul.
Saya ingat setelah menjalani masa hukuman, saya kembali ke sekolah yang kebetulan hari itu adalah hari senin dan secara kebetulan kelasku mendapat giliran sebagai petugas upacara. Sebagaimana upacara bendera pada masa itu pasti setelah pengibaran ada amanah dari pembina upacara yang kebetulan saat itu adalah kepala sekolahku. Tiba-tiba kepala sekolah memanggil namaku untuk maju ke depan, saat itu aku kaget ada apa ini. Dengan santai tanpa ada beban aku pun maju ke hadapan beliau di tengah lapangan upacara.Tiba - tiba kepala sekolah berkata dengan lantangnya.." Ini Slamet Adi Priyatna, Siswa PALING BRENGSEK DI SEKOLAH INI. JANGAN CONTOH DIA."..sekonyong-konyong bumi rasanya berputar. tak disangka tak dinyana kepala sekolah bisa berkata seperti itu. Aku hanya bisa diam membisu..tak tahu harus berbuat apa..dunia teras sempit...rasa malu, terpuruk, jatuh, seolah-olah tidak ada harganya menjadi satu. Ditengah lapangan upacara dengan disaksikan oleh ratusan siswa dan sebagian guru, aku tak tahu mau ditaruh kemana muka ini. Memang aku nakal, tapi aku bertanggung jawab terhadap apa yang aku lakukan. Rasanya sungguh tidak adil jika aku dipermalukan seperti ini. Tapi saat itu aku memang lemah tak berdaya, setelah diitimidasi oleh orang tua siswa sekarang aku mengalami intimidasi yang jauh lebih berat. Akan tetapi aku harus tetap tenang menghadapi itu semua. Saat itu ditengah aku dipermalukan oleh kepala sekolah ku, aku bertekad dan berjanji bahwa sebelum aku lulus, dia harus sudah mencabut statement tentang diriku ditempat yang sama.
Ternyata Allah mengabulkan doaku...dengan izin Allah kebetulan aku dan teman-teman mengikuti Lomba Bidang Studi antar sekolah yang sebenaarnya aku pun tidak boleh untuk ikut serta karena mengingat track recordku, akan tetapi guru pembimbing tetap berupaya fair dengan menguji seluruh siswa siapa yang pantas dan berhak mewakili sekolah dalam lomba itu. Alhamdulillah aku masuk tim 3 yang artinya memang bukan tim unggulan. Saat itupun aku tidak terlalu bersemangat, semua ku ikuti mengalir saja. Dengan izin Allah ternyata timku berhasil masuk ke final dibanding dengan tim 1 dan tim 2 dari sekolahku.Aku teringat dorongan yang luar biasa dari guru pembimbing maupun teman-teman,' Ayo met, kamui bisa buktikan bahwa kamu bisa berprestasi..bahwa kamu bukan murid paling brengsek disekolah.' Dorongan itu melecut semangatku untuk berupaya meraih juara 1 dalam kompetisi itu. Alhamdulillah dengan izin Allah tim sekolahku berhasil menjuarai Lomba Bidang Studi antar sekolah se- DKI Jakarta.. Ada kebanggan yang luar biasa saat itu ketika membawa piala - piala kemenangan. Ketika kami datang, kami disambut bagai pahlawan yang menang perang. Saat itu aku melihat raut wajah yang berbeda dari kepala sekolah dan guru- guru yang melihatku datang membawa kemenangan.
Senin pun tiba..kembali sekolah mengadakan upacara bendera, aku teringat kembali kenangan buruk upacara bendera. Tetapi hari itu, hari yang luar biasa yang tak kan mungkin terlupakan seumur hidup. Kembali aku di panggil untuk maju ke depan bersama tim yang berhasil membawa kemenangan sekolah. Setelah penyerahan piala kepada sekolah dari tim kepada sekolah yang dalam hal ini diwakili kepala sekolah. Kepala sekolah lalu naik ke podium lalu berkata.." Dulu Slamet Adi Priyatna adalah siswa yang paling brengsek, akan tetapi sekarang Slamet Adi Priyatna adalah Siswa Teladan di sekolah ini, maka contoh dia..Luar biasa doaku terkabul..akhirnya kepala sekolah mencabut statement dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Itulah pengalaman dan pelajaran yang pernah saya alami belajar bangkit dari keterpurukan maupun kegagalan.
Sejak saat itu saya tidak pernah lagi mengalami RASA TAKUT GAGAL MAUPUN JATUH KARENA SAYA YAKIN BAHWA SAYA PASTI BISA BANGKIT KEMBALI.....

(Terima kasih untuk guru-guruku serta teman-temanku yang senantiasa mensupport ketika aku jatuh tanpa bantuan mereka tak mungkin aku bisa menjadi seperti ini)

Rabu, 11 Mei 2011

MEMAHAMI

Memang bergaul dengan banyak manusia butuh kesabaran ekstra. Kenapa..? Karena manusia itu makhluk yang unik..memiliki berbagai macam karakter (kalau istilah teman-teman bawaan orok). Dimana dia dilahirkan...dimana dia dibesarkan..dimana dan dengan siap dia bergaul...itu menjadi campuran dari karakter yang sudah dibawa secara genetika oleh masing-masing kita.
Hmmm..memang manusia makhluk yang unik dan khas, disinilah titik awal yang menjadi sebab hubungan semakin erat atau malah sebaliknya. Oleh karena memang kata guru saya bergaul dengan berbagai macam manusia membutuhkan seni tersendiri. Kalau kita memaksakan kita bisa sakit hati atau terluka..kalau diam atau dingin bisa dikira kita cuek atau masa bodoh...memang benar-benar suatu hal yang dinamis jika bergaul dengan manusia.
Jadi ingat cuaca Indonesia saat ini, tidak tentu,,begitulah juga jika bergaul dengan manusia juga bergantun cuaca alias mood masing-masing orang. Jika kebetulan mood lagi baik, otomatis semua jadi cair,enak dan nyaman..Akan tetapi sebaliknya, jika lagi bad mood..bisa berabe tuh..kawan bisa jadi lawan hanya gara-gara sepele...Maka itulah seni dan nikmatnya bergaul dengan manusia. Jika seandainya semau manusia mau saja belajar memahami maka pasti indah betul..perbedaan yang ada bukan jadi masalah...konflik yang timbul tidak sampai memecahkan..semua bisa diselesaikan secara dingin dan hangat. Tapi disitulah masalah terbesarnya. Sering kali kita sering menuntut agar manusia bisa memahami kita lebih dulu, padahal kata kuncinya adalah kemauan bersama untuk saling memahami. Kalau kemauan itu ada..wuiiiih indah betul hidup ini..karena semua manusia hatinya lapang dengan kekurangan manusia-manusia yang lain...
Semoga saya bisa belajar lagi untuk bisa memahami saudara-saudara dan rekan-rekan saya..karena dari merekalah saya bisa menemukan mutiara kehidupan ini....Thanks for all....

Selasa, 10 Mei 2011

MENJADI LEBIH BERARTI

Hidup ini selalu berputar. Kadang kita diatas kadang kita dibawah. Ditengan himpitan modernisasi dan budaya hidup materialisme, kadang manusia menjadi lebih sibuk dengan urusannya masing-masing. Bagi yang terlibat dalam aktifitas kerja yang padat, waktunya disibukkan dengan pekerjaan dan target - target besar yang ingin dicapai. Disisi lain, manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Ada aja kebutuhan bahkan keinginan yang hendak dicapai atau diraih. Semua itu merupakan hal yang wajar karena hidup saat ini begitu keras dengan segala tantangan dan beban hidup yang luar biasa berat untuk dijalani...
Hmm...kadang saya berpikir, apakah betul hidup ini keras..? Apakah betul hidup ini sulit....? saya mencoba flashback...mungkin dulu saya pernah mengalami apa yang dirasakan oleh sebagian besar manusia..hidup ini sulit..hidup ini keras....Saya ingat diawal pernikahan dulu, ketika penghasilan saya hanya 150 ribu/bulan...ketika itu istri masih kuliah yang harus ditanggung...memang kalau secara matematis apakah bisa hidup dengan 150 ribu..? belum bayar kost maupun untuk yang lainnya..Saat itu saya hanya berusaha menyakini bahwa ini adalah proses belajar kehidupan. Disaat itu saya dan istri tetap berupaya untuk bisa berbagi dengan sesama ditengah keterbatasan yang ada. Dan ternyata banyak hal yang kadang diluar nalar kita sebagai makhluk..bahwa ada yang mengatur itu semua..Saya membulatkan tekad untuk tetap berupaya bisa berbagi dengan sesama secara konsisten karena dari situlah awal terbukanya kesuksesan hidup ini. Ketika saya mencoba belajar berbagi dengan sesama, ditengah keterbatasan ilmu,harta maupun segalanya, saya hanya memiliki satu keinginan bagaimana hidup saya yang sebentar ini bisa menjadi lebih berarti. Saya baru bisa memahami bahwa hidup kita kana lebih berarti dan bermakna manakala kita bisa berbagi dengan sesama, Kesuksesan hidup ini diukur ketika keberadaan kita benar-benar mempunyai arti bagi sesama. Dan itulah fungsi kita sebagai makhluk sosial. Makhluk yang peduli dengan sesama. Makhluk yang peduli dengan tetangga..Makhluk yang peduli dengan lingkungan..Makhluk yang senantiasa berupaya untuk bisa memiliki arti dengan kebersamaannya dengan sesama manusia yang membutuhkannya.
Sekarang kembali kepada kita masing-masing..akankah hidup yang sebentar ini jadi tidak memilik arti sedikitpun ataupun sebaliknya kita berupaya agar hidup kita yang singkat ini menjadi lebih berarti bagi kehidupan kita....Keputusan itu ada ditangan kita masing- masing..Saat ini saya telah memutuskan bahwa seluruh hidup saya telah saya curahkan untuk bisa berbagi dengan sesama agar hidup dan waktu yang telah diberikan, benar-benar menjadi lebih berarti bagi saya maupun untuk semua manusia....

Jumat, 06 Mei 2011

SETIA

Semakin hari mawar itu semakin merekah dalam hati
Tumbuh bersama peri cinta nan cantik
lari kesana-kemari menebarkan bibit asmara
Kian detik semakin merekah
Aku dan kamu
Ya. Kita telah menyatu
Kita telah ada dalam satu padu
Kau telah menggenggam separuh jiwaku
Dan telah kutanam janjimu
Lekat.. lekat..
Semakin lekat
Aku tak mau kehilanganmu
Aku tak mau menjadi katak yang merindukan bulan
Tetaplah di sini
Tetaplah setia menjadi bunga jiwaku
Realisasikan janjimu
Gapailah semua angan indahku bersamamu
Satu. Tetapkanlah satu nama dalam hatimu
Setia untuk satu cinta

Kamis, 05 Mei 2011

NILAI

Nilai sebuah kata yang sederhana tapi penuh makna. Nilai juga bisa berpengaruh pada kondisi seseorang.Apakah seseorang itu memiliki nilai yang positif ataupun negatif. Saat ini yang sering terjadi nilai itu diukur secara kuantitatif dan terukur. Apakah itu salah..??? Tidak sepenuhnya salah, akan tetapi dengan semakin beranjaknya umur kehidupan dan peradaban, nilai saat ini bergeser kepada ukuran - ukuran yang bisa dilihat dan dinikmati secara kasat mata. Paling sederhana saat ini kita melihat pendidikan negeri kita. Secara pribadi saya mungkin orang yang kecewa dengan sistem yang ada. Akan tetapi menyalahkan juga bukan sikap yang bijak..mencari solusi mungkin itu adalah salah satu upaya untuk memperbaiki nilai yang ada dalam pendidikan dinegeri kita. Kembali ke pendidikan..mengapa pendidikan yang menjadi sorotan nilai, karena ini akan berdampak yang signifikan pada masa depan anak bangsa di kemudian hari. Memang era saat ini jauh berbeda dengan era dulu, akan tetapi era dulu tidak sepenuhnya salah. Memang kita perlu mendidik anak - anak kita untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Dalam dunia pendidikan kita saat ini, ukuran seorang anak ditentukan pada nilai yang tertera pada hasil ujian maupun hasil raport. Sebenarnya ini secara tidak langsung mendidik anak kita untuk menganut paham materialisme. Mengapa demikian..??? karena anak - anak kita dibiasakan menilaia sesuatu dengan alat ukur yang jelas dan pasti yaitu nilai berupa angka. Dan itu pun secara steorotif tertanam pada anak-anak kita nilai-nilai positif maupun negatif  pada angka tersebut.
Nilai sesuatu yang sebenarnya abstrak akan tetapi berusaha untuk dituangkan secara riil dengan angka-angka. Disinilah titik masalah utama yang melanda sebagian kita. Mengukur hidup ini dengan nilai yang kuantitatif dan bisa diterjemahkan secara riil dalam bentuk angka-angka maupun wujud yang bisa dinikmati maupun dirasakan. Inilah yang mungkin menjadi penyebab tingkat stress yang lumayan tinggi bagi sebagian besar manusia saat ini. Hmmmm...kadang saya bertanya dalam diri...Nilai apa yang saya cari...? Alat ukur apa yang hendak saya gunakan untuk menilai diri maupun keluarga khususnya kepada putra-putri saya..Kadang saya merasakan sesuatu yang asing dan berbeda karena saya menggunakan alat ukur yang berbeda dengan kebanyakan manusia. Karena saya memiliki keyakinan bahwa NILAI SEORANG HAMBA TERGANTUNG DARI KARYA YANG BERDAYA GUNA DAN BERMANFAAT SECARA JANGKA PANJANG MELAMPAUI DARI UMUR KITA SENDIRI..sekarang kembali kepada kita masing-masing..karena kita semua pasti memiliki pemahaman yang berbeda terkait dengan Nilai....

Rabu, 04 Mei 2011

DAYA TAHAN

" Sesungguhnya yang bisa memenangkan pertempuran bukan dilihat siapa yang paling banyak membunuh, akan tetapi siapa yang sanggup bertahan"
Kadang hidup kita ini penuh dengan warna - warni. Kadang diatas kadang dibawah, kadang suka kadang duka, kadang sedih kadang bahagia. Semua penuh warna. Akan tetapi saat ini kalo kita melihat ternyata banyak manusia yang mudah stres dalam kehidupan. Sering kita dengar betapa banyak manusia yang mengeluh tentang sulitnya hidup ini. dan ini tak pandang bulu, baik yang miskin maupun yang kaya. Semuanya mengeluhkah hidup. Entah karena ini tuntutan ataupun karena lebih ingin memenuhi gaya hidup semata. Ada ungkapan yang menarik bhwa hidup ini perjuangan...betul memang perjuangan. akan tetapi perjuangan yang bagaimana. perjuangan untuk bertahan hidup atau perjuangan untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan dalam kehidupan ini.
Untuk itu kita perlu merenung jika hidup yang sudah kita jalani ini, berada di posisi mana kita..Jadi teringat ungkapan seorang guru..bahwa hidup ini adalah sebuah ladang, namanya ladang ya harus ditanami..tergantung apa yang ingin kita tanam. namanya berladang pasti ada gangguan dan godaan, yang pasti kita harus sabar menanti hasil. Disinilah letak ujian kita sesungguhnya..apakah kita sanggup bertahan dalam mencapai hasil dengan melihat ladang-ladang orang lain ataukah kita hanya bisa mengomentari ladang-ladang orang lain. Sesungguhnya daya tahan kita diuji dalam  kehidupan ini. Akankah kita tergoda ataukah kita sanggup bertahan dengan ladang yang kita punya. Untuk itu visi yang besar dan kekuatan motivasi yang tinggi menjadi sumber bahan bakar daya tahan kita dalam menghadapi kehidupan ini. Jika itu tidak kita miliki, maka dipastikan daya tahan kita tak kan sanggup menghadapi kehidupan ini. Kita kan jatuh dan terpuruk bahkan yang lebih ekstrem kita akan menyesali. Dan sesal kemudian tak kan pernah berarti.....

Selasa, 03 Mei 2011

PROTES

Kemarin istriku sampaikan "protes kecil' dari anak-anakku...mereka mengatakan kepada uminya..." mi, kenapa ya setiap abi pulang, selalu ngomong capek,ngantuk...pengen tidur lah....emang abi udah ndak kangen lagi ya ama kita..? Trus kalo abi berangkat lagi keluar kota, semangat banget...seger..kayak ada apa gitu.."
Protes yang lumayan mengagetkanku...tanpa sadar aku telah lalai dalam menjalankan peran sebagai seorang ayah kepada mereka...sesuatu teguran kecil yang memang membuatku kembali berpikir bagaimana hak-hak anak-anakku tertunaikan dengan baik....ku coba mengingat lagi,,,ternyata memang sudah sangat lama aku tidak lagi mengajak mereka bermain atau sekedar rekreasi riang untuk mereka bahkan membelikan makanan kesukaan mereka...hmmm..ternyata mereka semua adalah pengamat sejati...tak terasa bahwa mereka begitu memperhatikanku.. satu hal kecil yang kadang terlewatkan....satu lagi aku belajar dari mereka tentang perhatian..tentang bagaimana menjadi ayah yang prima kepada mereka..ayah yang tidak boleh mengeluh di hadapan mereka....terima kasih anakku...

JENUH

Setiap kita pasti mengalami kejenuhan. Kejenuhan itu timbul karena beban kerja yang tinggi, atau masalah-masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan. Kadang kala kita berhasil keluar dari kejenuhan. Akan tetapi banyak juga larut dalam kejenuhan. Saat ini sejujurnya saya juga mengalami kejenuhan yang lumayan. Sehingga erdampak pada vitalitas, ide, gagasan bahkan juga produktifitas kita dalam bekerja. Saya teringat buku yang pernah saya baca, bahwa manusia itu memang memiliki sifat bosan untuk itu manusia harus senantiasa mencari sesuatu yang baru agar dia tidak jatuh pada kebosanan yang berlarut-larut. Saya mencoba aktifitas yang lain untuk selingan dalam kehidupan agar tidak jatuh ada rutinitas kehidupan. Saya juga tidak tahu kenapa ya bisa muncul rasa bosan atau jenuh....akan tetapi langkah yang baik menurut saya yaitu menikmati kebosanan itu dengan sesuatu hal yang baru..sehingga itu bisa menjadi salah satu sumber energi dalam beraktifitas kembali dalam kehidupan. Belajar lagi dengan sesuatu yang baru...melihat sesuatu dari sudut pandang yang baru itu akan menyegarkan kembali ritme kehidupan ini.