Sang Pembelajar

Senantiasa berusaha belajar menjadi yang terbaik agar bisa berdaya guna bagi masyarakat sekitarnya

Selasa, 22 November 2011

BELAJAR MEMBERI TANPA MENGHARAP

Kadang sebagai manusia, saya selalu memiliki harapan atas sebuah amal atau prestasi yang telah saya lakukan. Memang itu adalah hal yang wajar kalau menurut para pakar psikologi. Namun disisi lain, ketika saya tidak memperoleh apa yang saya harapkan, ada rasa kecewa yang muncul dalam diri ini, walaupun saya sadari itu adalah hal yang kurang baik dan bisa mempengaruhi kualitas kerja bahkan interaksi dengan rekan-rekan yang lain.

Memang belajar untuk memberi tanpa mengharap adalah salah satu proses pembelajaran yang luar biasa sulit dan bahkan terancam gagal. Mengapa demikian, karena saya berusaha untuk mengendalikan sisi-sisi kemanusiaan saya yang memang itu sangat wajar dirasakan oleh setiap manusia. Ibaratnya adalah saya butuh pengakuan atas hasil kerja-kerja yang telah saya lakukan.

Namun, setelah sekian lama bergulat dalam perang psikologis yang ada dalam jiwa ini, lambat laun saya mencoba untuk merunut kembali alur kehidupan yang telah saya alami sekian waktu. Dari sana saya bisa merasakan apa-apa yang pernah terjadi pada diri saya.

Bahwa memang saya sadari ketika saya memberi dengan mengharap sesuatu, entah pujian atau apresiasi dari rekan-rekan, Memang itu mempengaruhi semangat kerja saya. Yang jadi masalah adalah ketika saya tidak mendapat apapun dari apa yang saya kerjakan atau lakukan dari rekan-rekan yang selama ini menurut saya telah diberikan bantuan oleh saya. Ada kecewa, marah, mungkin bisa jadi ngambul dan ekspresi emosional lainnya. Yang itu membuat lelah jiwa dan fisik saya.

Setelah melalui kontemplasi dan dialog dalam diri sendiri yang intens saya lakukan, akhirnya saya menyadari kekeliruan bahkan rusaknya amal-amal yang selama ini telah saya lakukan. Ketika saya memberi dengan mengharap sesuatu dari manusia pada hakikatnya saya telah menghancurkan amal-amal yang telah saya lakukan. Bahkan telah merusak jiwa ini, dengan mengharap sesuatu yang fana bisa membuat jiwa ini cepat merasa lelah dan letih, yang pada akhirnya merasa besar sendiri padahal hakikatnya saya ini sangat kecil dibanding dengan yang lainnya. Suatu kondisi yang sangat berbahaya bagi kehidupan saya di masa yang akan datang.

Pada akhirnya saya menyadari kekeliruan yang terjadi selama ini pada diri saya. Saya harus berubah dan segera memperbaiki kondisi hati ini, agar tidak berlarut-larut dalam kehancuran yang bisa mengakibatkan kerugian yang besar pada diri saya di masa yang akan datang.

Saya berusaha dan terus berusaha untuk senantiasa belajar memberi yang terbaik tanpa mengharap sesuatu dari makhluk karena yang saya harapkan hanya keridhoan dari Yang Menciptakan mahkluk yaitu Allah Robbul Izzati..

Semoga saya termasuk golongan dari hamba-hambanya yang diridhoi dan dicintai oleh-NyA, karena berusaha untuk memberi yang terbaik untuk agama ini.

esa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar