Sang Pembelajar

Senantiasa berusaha belajar menjadi yang terbaik agar bisa berdaya guna bagi masyarakat sekitarnya

Selasa, 24 Januari 2012

SAYAP YANG PATAH

Burung itu ditakdirkan memiliki dua sayap yang berfungsi untuk menjadi sarana agar dia bisa terbang tinggi ke angkasa. Melihat indah cakrawala, menatap luas langit, menjelajah ke seluruh penjuru bumi.

Sayap juga memiliki fungsi sebagai pelindung, sumber kehangatan, menjadi penyeimbang ketika angin dan badai datang menerjang.

Ketika salah satu sayap tidak berfungsi atau patah, maka sang burung pun tidak bisa melakukan apa yang biasa dilakukan.

Dia akan rapuh. Dia akan lemah tak berdaya. Dia hanya jadi hiasan. Dia tidak lagi bisa terbang tinggi ke angkasa, melihat cakrawal, melihat ke seluruh penjuru bumi.

Kita pun memiliki 2 sayap yang kita gunakan untuk bisa melihat cakrawala. Ketika salah satu sayap yang kita miliki patah, maka kita pun akan mengalami hal yang sama dengan sang burung.

Sering kali kita tidak menyadari betapa pentingnya sayap-sayap yang kita miliki karena itu menentukan setiap langkah - langkah besar dalam kehidupan kita.

Kita baru menyadari betapa pentingnya sayap yang kita gunakan secara adil, ketika timbul penyesalan dalam diri ketika terjadi sebuah peristiwa. Dan sering kali itu terjadi  berulang kali tidak hanya sekali. Betapa kita sering mudah melupakan penyesalan - penyesalan yang telah lewat. Untuk itu, kita harus senantiasa mengoptimalkan fungsi sayap -sayap yang ada pada diri kita sehingga kita bisa melihat dengan cakrawala yang lebih luas, lebih dalam dan lapang. Yang pada akhirnya kita belajar untuk senantiasa bijaksana dalam proses kehidupan yang sedang kita jalani ini.

Sayap - sayap yang kita miliki adalah mata kita yang melihat secara lahiriah dan mata hati kita yang melihat secara lebih dalam dan obyektif atas setiap hasil dari mata lahiriah kita.
Tinggal bagaimana kita bisa mengoptimalkan kedua sayap yang kita miliki.

Semoga kita tetap bisa belajar bijaksana dalam setiap fase kehidupan yang kita jalani.
esa

Rabu, 11 Januari 2012

BERGERAKLAH

Capek....
Penat....
Lelah...
Jenuh...
Bosan....
Seringkali itu yang dirasakan ketika menerima sebuah kondisi yang jauh dengan harapan atau apa yang di inginkan.

Mencoba dan terus mencoba membangun asa, membangun semangat, membangun pikiran positif agar beban-beban yang ada dihati tidak terus menggelayut di relung kalbu.

Berjalan tegap, menatap tajam ke hadapan, menyongsong hari demi hari, menyongsong impian yang jauh lebih baik daripada hari ini.

Mendung takkan selamanya hujan. Kegelapan akan segera berakhir dengan datangnya mentari. Membangun keyakinan bahwa jika pada hari ini kita jatuh, yakinlah bahwa kita bisa kembali bangkit.

Yakinlah jika hari ini adalah periode kegelapan, maka esok adalah periode yang terang benderang karena mentari kan bersinar.

Yang perlu kita lakukan adalah tetap sabar dan menerima serta menikmati semuanya tanpa ada yang perlu disesali maupun di rutuki. Semua telah terjadi, maka mengalirlah seperti air. Air senantiasa bergerak membawa segalanya dan mensucikan segalanya.

Bergeraklah, karena bergerak akan membuang seluruh kotoran-kotoran yang ada dalam tubuh.
Bergeraklah, karena bergerak itu menyehatkan.
Bergeraklah, karena masih ada harapan yang hendak dituju.
Bergeraklah, karena itu adalah wujud eksistensi kita.
Dan bergeraklah, karena dengan itu menunjukkan bahwa kita masih hidup.

esa