Sang Pembelajar

Senantiasa berusaha belajar menjadi yang terbaik agar bisa berdaya guna bagi masyarakat sekitarnya

Rabu, 22 Juni 2011

MELAYANI

Hari minggu yang lalu tiba - tiba ada sms masuk ke HP dari seseorang menanyakan kabar dan sekaligus menanyakan apakah hari selasa bisa adakan bakti sosial. Saat itu aku pun langsung merespon dengan segera menjawab kepada beliau. Oh ya ibu ini adalah kenalanku yang pernah memberikan bantuan sosial kepada lembaga Muallaffoundation. Beliau mengenalku berdasarkan rekomendasi dari seorang guruku di Jakarta. Pada saat membalas sms saat itu aku tidak terlalu  berharap karena mengingat kesibukan beliau.
Ternyata hari senin siang beliau kembali sms dan menanyakan kembali tentang rencana beliau untuk bakti sosial di Bali. Aku pun menjawab sms beliau. Kami pun berulang kali berkomunikasi melalui sms terkait dengan rencana dan apa yang beliau inginkan. Pada saat itu aku pun berinisiatif apakah aku boleh menelpon beliau agar aku dapat lebih jelas menangkan keinginan beliau terkait dengan rencana bakti sosial ini. Akhirnya beliau sendiri yang menelpon, kami pun berdiskusi cukup lama. Akhirnya setelah melalui diskusi yang hangat akhirnya disepakati rencana bakti sosial yang ingin beliau adakan. Saat itu aku hanya menyampaikan bahwa aku hanya pelaksana dilapangan yang bertugas untuk menunaikan amanah yang beliau berikan kepadaku sekaligus juga melayani keinginan beliau tersebut. Alhamdulillah, Allah memberi kemudahan beliau pun segera mentransfer dana untuk bakti sosial yang direncanakan pada hari selasa malam. Aku pun segera bergerak cepat untuk mohon bantuan kepada beberapa orang untuk membantu kegiatan ini.Segera kami belanja kebutuhan sembako untuk bakti sosial tersebut dan merancang siapa saja yang berhak mendapatkan ini dan membuat kupon agar lebih memudahkan.
Alhamdulillah semua terasa dimudahkan. Akhirnya rencana bakti sosial itu bisa berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. Semua penerima bisa hadir dan datang, Ada keharuan yang menyeruak di relung kalbu ini ketika melihat senyum keceriaan dari mereka. Betapa bahwa yang sedikit ini bisa membuat mereka tersenyum dan berterima kasih padaku. Padahal aku hanya menjalankan amanah dan melayani saja. Tidak ada tendensi apapun dari aku. Aku merasa bahwa apa yang aku lakukan belum berarti banyak dari mereka. Namun dari mereka dan donatur ini aku bisa belajar bahwa ketika kita melayani siapapun tanpa pandang bulu dengan ketulusan, maka kita pun akan mendapatkan ketulusan dari orang -orang yang kita layani. Memang sering kali saat ini ketika zaman sudah berubah menjadi lebih materialis, betapa ketika bicara melayani maka ada harga yang harus dibayar. Kita bisa melihat di rumah sakit atau dimana pun. Ada istilah ada harga ada pelayanan. Maka kita pun ketika sudah membayar dengan harga yang inginkan kita pun bisa menuntut agar dilayani dengan profesional. Maka kalau sudah begitu bukan hati yang berbicara tapi nafsu dan pikiran. Bisa jadi kita jadi jarang dikenal orang dengan kebaikan karena bisa jadi kita jarang melayani mereka dengan kebaikan dan ketulusan yang kita miliki, sehingga keberadaan kita dilingkungan seolah antara ada maupun tiada.
Aku pun merasa malu pada diriku ini karena bisa jadi aku belum bisa melayani orang - orang di sekitarku dengan ketulusan sehingga mereka mudah melupakan. Ini menjadi pelajaran yang berharga untukku, bahwa aku harus mencoba untuk melayani siapapun yang membutuhkanku dengan semangat ketulusan dan ingin memberi yang terbaik untuk mereka agar hidup ini bisa lebih berarti dan penuh makna.
Semoga......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar